Ibul dan Infantino
- Annisa Salsabila - Harian Disway-
Publik masih menunggu bagaimana sikap Jokowi terhadap rekomendasi TGIPF. Suara publik secara umum tetap menghendaki Iwan Bule dan kawan-kawan mundur. Namun, melihat perkembangan terakhir ini, kelihatannya Iwan Bule makin di atas angin.
Mahfud tahu bahwa pemerintah tidak boleh melakukan intervensi terhadap PSSI. Hak untuk mendesak Iwan Bule dan kawan-kawannya untuk mundur ada di tangan voters yang terdiri atas klub-klub peserta kompetisi Liga 1, 2, dan 3 serta asosiasi sepak bola provinsi dan organisasi pemain serta pelatih di bawah PSSI.
Perkembangan pengusutan tragedi Kanjuruhan seolah mengalami antiklimaks dengan kedatangan Infatino. PSSI merasa sudah mendapatkan legitimasi dari FIFA. Iwan Bule sudah diperiksa Polda Jatim. Tetapi, tidak ada sangkaan apa pun yang dijatuhkan.
Sementara itu, penyelidikan di lokasi kejadian menghadapi banyak kendala. Tim investigasi mengalami kesulitan merangkai peristiwa secara komprehensif karena ada rekaman CCTV di lobi utama Stadion Kanjuruhan yang hilang atau sengaja dihapus. Sampai sekarang rekaman itu masih misterius dan Polda Jatim juga belum bersedia bertindak mencari rekaman tersebut.
Hal itu menimbulkan kecurigaan adanya obstruction of justice untuk menyembunyikan peristiwa yang sesungguhnya. Hal yang sama terjadi dalam kasus Ferdy Sambo dan sebelumnya pada kasus pembunuhan anggota FPI (Front Pembela Islam) atau yang dikenal sebagai peristiwa Km 50.
Gianni Infantino mengakui bahwa tragedi Kanjuruhan adalah peristiwa gelap dalam sepak bola Indonesia. Dari mana sumber kegelapan itu? Mungkin di PSSI. Siapa tahu? (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: