Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Waktu Kecil Pernah Saya Gendong (60)

Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Waktu Kecil Pernah Saya Gendong (60)

Bayi kecil yang diadopsi ke Belanda pada 1983 itu bernama Meilani.-Lady Khairunnisa/Harian Disway-

Air mata Meilany tak terbendung. Akhirnya dia tahu bahwa Amini mengadopsinyi 39 tahun lalu. Fakta-fakta mengejutkan diungkap oleh adik Amini yang tinggal di Pasuruan. 

Ya Allah, gak keroso rek, saiki wes gede dukur ngene. Biyen jek cilik tau tak gendongi. Bener, kae celukane Meilany (Ya Allah, tidak terasa, sekarang sudah tinggi besar begini. Dulu waktu masih kecil pernah saya gendong. Benar, dulu panggilannya Meilany, Red),” ujar adik kandung Amini yang duduk di kursi roda. 

Pria itu tak kuasa menahan air matanya. Tak disangka, bayi kecil yang dulu ada di pelukannya tumbuh menjadi perempuan cantik yang sudah dewasa.

Pria tersebut tak pernah mendengar kabar Meilany setelah mendiang kakaknya menyerahkan Meilany ke orang lain. Amini tak punya uang. Dia hanya petugas kebersihan RSIA Panca Dharma Pasuruan, RS tempat Meilany dilahirkan.  

Amini menyelamatkan Meilany karena orang tua kandungnyi tak bisa merawat Meilany. Ayahnyi tak mau tanggung jawab. 

Mendengar pernyataan itu, Repta menjadi sedikit bingung. Mengapa kisah itu tidak disampaikan suami Amini, Atemon. Beberapa jam sebelumnya mereka sudah mendatangi rumah itu dengan tangan hampa. Tak ada kisah yang bisa digali dari sana. 

Meilany penasaran. Mengapa pria tersebut sampai menangis saat bercerita. Repta langsung sigap menerjemahkan ke bahasa Inggris.


PENERJEMAH BAHASA sekaligus searcher Mijn Roots wilayah Jatim Repta (kiri) berdiskusi dengan Meilany di Pasuruan, Minggu, 21 Agustus 2022.-Lady Khairunnisa/Harian Disway-

Wajah Meilany yang penuh senyuman berubah jadi melow. Air matanyi tak terbendung. Ternyata begitu mulia jasa Amini. Andai dia masih hidup, Meilany ingin sekali memeluknyi dan berterima kasih telah merawatnyi.

Meilany juga lega bisa menemukan orang yang sempat menggendongnyi saat bayi. Meski bukan keluarga kandung, Meilany langsung terkoneksi dengan keluarga adik Amini tersebut. 

Ada banyak sekali hal yang ingin ia gali dari adik Amini tersebut. Mereka sangat jujur dan bisa bercerita tanpa beban.

Tidak seperti Atemon yang cenderung berbelit. Sepertinya mereka tahu kisah adopsi itu, tetapi sengaja menyembunyikan.

Atemon hanya menerangkan bahwa dirinya tak tahu banyak kisah Meilany karena sedang merantau di tahun 80-an. Namun, sang istri seharusnya pernah menceritakan keputusan untuk mengangkat Meilany sebagai anak. Agak aneh jika keputusan besar itu tidak dibicarakan dalam keluarga.

Namun, Tuhan sudah menggariskan bahwa Meilany berhak tahu kisah adopsi itu. Jika tidak bisa lewat Amini dan Atemon, terdapat jalan lain yang tak diduga-duga.

Kunjungan ke rumah adik Amini memang tidak disengaja. Mereka mendapatkan alamat itu setelah bertanya ke tetangga sekitar rumah Atemon.

Sang adik itulah yang membuka semua tabir kisah adopsi itu. Tanpa sensor!

”Dulu Mbak Amini sebenarnya ingin merawat Meilany. Sudah dianggap seperti anak sendiri. Tapi, dia tidak punya uang untuk beli susu. Waktu itu dia juga sendirian, suaminya merantau jauh. Akhirnya dia bingung dan memutuskan untuk menyerahkan Meilany ke orang lain,” ungkap adik Amini. 

Setelah diterjemahkan oleh Repta, Meilany menangis lagi. Kepalanyi tertunduk. Pipinyi makin basah.

”Mbak Amini itu sayang banget sama Meilany sebenarnya. Kalau nggak karena keadaan yang sulit, pasti Mbak Amini masih ingin merawat bayi itu,” sahut adik ipar Amini yang duduk di sebelah suaminyi. 


Ilse memegang tangan Meilany untuk menguatkan sahabat yang mencari orang tua kandung di Pasuruan itu.-Lady Khairunnisa/Harian Disway-

Tak hanya mereka. Keponakan Amini juga tahu kisah adopsi itu secara detail. Kecurigaan kami ke Atemon makin menguat. Tidak mungkin mereka tidak tahu.

Ayah Meilany tidak bertanggung jawab, meninggalkan pasangannya di rumah sakit. Meilany lahir dari hubungan terlarang. Saat itulah Amini memutuskan untuk merawat bayi tersebut.

”Jadi, dulu bude itu memang pernah mengangkat anak. Kurang lebih tahun 1980-an. Waktu itu Amir (anak laki-laki Amini) juga belum sekolah. Cuma akhirnya bude cerita bahwa anak itu justru diberikan ke orang lain. Kalau nggak salah dibawa ke Amerika, dan ternyata yang bener ke Belanda, ya?” tanya ponakan Amini.

Sebelum Amini meninggal, Meilany sebetulnya pernah berkomunikasi dengan Amini lewat video call. Dia jadi penasaran, mengapa Amini tidak menceritakan kisah sebenarnya? (Lady Khairunnisa-Salman Muhiddin)

 

Mungkin Amini Bingung Mau Menjelaskan. BACA BESOK!

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: