Awal Covid-19, Anies Baswedan Bergerak Sebelum WHO Tetapkan Status Pandemi

Awal Covid-19, Anies Baswedan Bergerak Sebelum WHO Tetapkan Status Pandemi

Anies Baswedan dan istri ziarah ke makam korban Covid menjelang hari terakhri masa jabatannya sebagai gubernue DKi Jakarta-Twitter @aniesbaswedan-

PANDEMI Covid-19 menghentikan perekonomian. Data-data ekonomi otomatis anjlok. Itu terjadi secara nasional. Oleh karena itu, akan fair bila menilai kinerja pemerintahan dengan membandingkan masa sebelum pandemi dan setelah recovery. 

DKI Jakarta merupakan provinsi paling cepat memulai melakukan antisipasi. Saat Jakarta bergerak, banyak yang menyebut bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melebih-lebihkan situasi. Pada akhirnya semua merasakan bahwa pandemi Covid-19 berlangsung lebih dari dua tahun. 

BACA JUGA:Anies Baswedan Titipkan Legacy bagi Warga Jakarta

”Jakarta mengedepankan transparansi, ilmu pengetahuan, dan mendengarkan apa kata ahli dari awal. Kami bukan setahun kemudian baru dengerin ahli. Dari awal dengerin ahli,” ujar Anies Baswedan saat sesi wawancara dengan Harian Disway di rumahnya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta.

Selama pandemi, Anies yang menjabat sebagai wakil ketua pengarah C40 Cities aktif melakukan conference dengan wali kota dari berbagai negara. Berbagi pengalaman mengenai penanganan Covid di setiap negara. Saat itu ia mendapatkan gambaran situasi yang mengerikan di luar negeri. Mulai pasien keleleran, kamar jenazah tidak cukup, dan sebagainya. 

Menurut Anies, kunci dalam penanganan pandemi yang paling utama adalah trust. Rakyat harus percaya kepada pemerintah. Bagaimana agar rakyat percaya? Kuncinya, pemerintah harus jujur. Melaporkan apa adanya jumlah pasien yang meninggal dan yang terdeteksi. ”Kalau biasanya sebulan ada 2.700 pemakaman, lalu Maret-April melonjak 4.300, harus ada penjelasannya ke masyarakat,” terang Anies. 

Berdasar pengalaman negara lain saat itu, kata Anies, bila fatalitas naik 3 persen, misalnya yang meninggal 30 orang, berarti kasusnya sudah mencapai 1.000. ”Jadi, kami menggunakan angka kematian sebagai predictor,” jelasnya. 

Pandemi Covid-19 terlewati. DKI Jakarta pun mendapatkan penghargaan penanganan Covid-19 dari Kementerian Kesehatan untuk pelaksanaan tes lacak isolasi, penerapan K3 dan protokol kesehatan, serta vaksinasi dan Indeks Keluarga Sehat (IKS). (*)


Pengendalian Covid-19 di Jakarta-Grafis: Annisa Salsabila-Harian Disway-

Sumber: