Resmi! Jokowi Tetapkan 5 Pahlawan Baru

Resmi! Jokowi Tetapkan 5 Pahlawan Baru

Presiden Joko Widodo Memberikan Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2022. -Tangkapan Layar Youtube Sekretriat Presiden-

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganugerahkan lima Pahlawan Nasional baru hari ini, Senin, 7 November 2022. Semuanya telah lolos seleksi Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.

Pemberian gelar kehormatan itu dilaksanakan di Istana Merdeka, Jakarta. 

"Hari ini pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada tokoh-tokoh yang telah memberikan kontribusi besar kepada bangsa dan negara," kata Jokowi dalam kesempatan terpisah.

Acara penganugerahan tersebut dihadiri oleh para ahli waris dari para tokoh yang sekaligus mewakili para penerima gelar dan penghargaan. Jokowi mengucapkan terimakasih atas jasa para pahlawan itu. 

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ikut menyaksikan.

Berikut profil 5 Pahlawan Nasional itu:

  1. DR. dr. H. R. Soeharto dari Jawa Tengah 


Presiden Soekarno dan Dokter Soeharto berdoa bersama dalam satu kesempatan.-historia-

Dokter Soeharto yang dinilai telah berjuang bersama Presiden Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan setelah kemerdekaan, almarhum DR. dr. H. R. Soeharto ikut serta dalam pembangunan sejumlah infrastruktur di Tanah Air.

Antara lain department store syariah dan pembangunan Monumen Nasional serta Masjid Istiqlal dan pembangunan Rumah Sakit Jakarta serta salah seorang pendiri berdirinya IDI.

 

  1. KGPAA Paku Alam VIII yang merupakan Raja Paku Alam dari tahun 1937-1989. 


Paku Alam VIII Mantan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.--

Beberapa jasa yang telah diberikan almarhum KGPAA Paku Alam VIII antara lain bersama Sultan Hamengkubuwono IX dari Keraton Yogyakarta mengintegrasikan diri pada awal kemerdekaan Republik Indonesia sehingga Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi utuh hingga saat ini.

Sehari setelah kemerdekaan Paku ALAM VIII menyatakan bergabung ke Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kemudian Yogyakarta menjadi ibu kota yang kedua dari Republik ketika terjadi agresi Belanda pada tahun 1946.

 

  1. Dokter Raden Rubini Natawisastra, dari Kalimantan Barat. 


dr. Raden Rubini Natawisastra, dari Kalimantan Barat.--

Dokter Raden Rubini Natawisastra telah menjalankan misi kemanusiaan sebagai dokter keliling pada saat kemerdekaan. Bahkan, almarhum bersama istrinya dijatuhi hukuman mati oleh Jepang karena perjuangannya yang gigih untuk kemerdekaan Republik Indonesia.

 

  1. H. Salahuddin bin Talibuddin dari Maluku Utara. 


H. Salahuddin bin Talibuddin dari Maluku Utara. --

Selama 32 tahun, almarhum H. Salahuddin bin Talibuddin dinilai telah berjuang dan ikut membangun Indonesia berdasarkan Pancasila. Ia pernah dibuang ke Boven Digul tahun 1942 dan juga diasingkan ke Sawahlunto tahun 1918-1923.

 

  1. K.H. Ahmad Sanusi dari Jawa Barat. 


K.H. Ahmad Sanusi salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

 

Kyai Ahmad Sanusi merupakan salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang belum mendapat gelar pahlawan nasional. Ia juga tokoh Islam yang memperjuangkan dasar negara yang menghasilkan kompromi lahirnya negara Pancasila. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: