BPOM Targetkan Izin Booster InaVac Terbit Besok

 BPOM Targetkan Izin Booster InaVac Terbit Besok

Ismiati, 66, mendapat vaksin jenis Pfizer dari UPTD Puskesmas Mulyorejo. Selasa, 8/11/2022.-Alyara Hananda-

SURABAYA, HARIAN DISWAY- INAVAC sudah mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) dari BPOM pada 1 November. Namun, itu hanya untuk penggunaan vaksin dosis primer. Dosis pertama dan kedua. Rencananya, BPOM memberikan EUA untuk suntikan booster besok, 12 November 2022.

”Akhir minggu ini sudah bisa diberikan EUA booster untuk InaVac,” ujar Kepala BPOM Penny Lukito saat rapat kerja bersama Komisi IX DPR kemarin. Penggunaan vaksin garapan ilmuwan Universitas Airlangga tersebut  khusus bagi usia 18 tahun ke atas. 

Saat ini tim peneliti InaVac tengah memenuhi tambahan data yang diminta produsen. Yakni, terkait protokol uji klinis vaksinasi primer untuk usia 12–17 tahun. Apabila hasilnya sesuai standar, BPOM pun segera memproses EUA InaVac untuk remaja.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun merespons kabar baik tersebut. Bahkan, vaksin yang dulu dinamai Merah Putih itu akan dibeli sebanyak 5 juta dosis. Juga, 5 juta dosis lagi untuk vaksin buatan dalam negeri lainnya, IndoVac.

Sebanyak 3,6 juta dosis IndoVac akan digunakan sepanjang November. Sisanya, 1,4 juta dosis digunakan pada Desember. Berbanding terbalik dengan InaVac. Sebanyak 1,5 juta dosis akan digunakan November dan sisanya, 3,5 juta dosis untuk Desember.

”Jadi, total vaksin dalam negeri yang kita beli tahun ini 10 juta dosis,” ujar Budi kepada wartawan seusai menghadiri sidang Dies Natalis Ke-68 Unair, Rabu, 9 November. Sebetulnya, dua vaksin dalam negeri itu bakal digunakan pada Oktober. Namun, penerbitan EUA belum rampung.

Akhirnya, pemenuhan kebutuhan vaksin pun didapatkan dari donasi luar negeri. Lima juta dosis Pfizer didatangkan. Saat ini ada total sekitar 6 juta dosis stok vaksin di dalam negeri. Itu untuk pemenuhan 2–3 bulan ke depan.

Budi juga mengingatkan bahwa kasus Covid-19 kembali meningkat di Indonesia. Itu disebabkan adanya tiga varian baru. Yakni, XBB, BA.2.75, dan BQ.1. Kini jumlah kasus di tiga wilayah seperti Surabaya, Bali, dan Jakarta pun melonjak. 

Menurut Budi, varian tersebut lebih cepat menular. Termasuk kepada orang-orang yang sudah divaksin. Bahkan, jumlah hospitality rate di rumah sakit pun kini mencapai 24 ribu pasien. Sekitar 10 ribu pasien bergejala berat dan 1.300 pasien meninggal.

Sekitar 40 persen pasien bergejala berat itu belum divaksin dan 60 persen belum di-booster. Dari jumlah pasien yang meninggal, 50 persen belum divaksin dan banyak juga yang belum mendapat booster. ”Terutama bagi orang yang sudah usia lanjut, saya harap segera vaksin booster. Karena booster bisa mengurangi risiko masuk rumah sakit dan meninggal,” tandasnya.

Juru Bicara Covid-19 Indonesia Wiku Adisasmito mengatakan, kemarin jumlah kasus aktif sudah tembus 47 ribu kasus. Meningkat signifikan jika dibandingkan dengan pekan-pekan sebelumnya yang berkisar 17 ribu sampai 24 ribu kasus aktif.

Begitu juga dengan angka kematian. Seminggu terakhir sudah ada 232 pasien Covid-19 yang meninggal. Jumlah itu naik ketimbang minggu-minggu sebelumnya yang berkisar 70–160 kasus per minggu. 

”Kabar baiknya, sepanjang tahun ini kita bisa meningkatkan angka kesembuhan hingga 95 persen,” ujarnya dalam konferensi pers virtual tadi malam. 

Bahkan, dalam enam pekan terakhir, angka kesembuhan stabil di posisi 97 persen. Otomatis angka bed occupancy rate (BOR) juga bisa ditekan hingga di bawah 10 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: