Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Mat Jabanind Bisa Bahasa Belanda (82)

Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Mat Jabanind Bisa Bahasa Belanda (82)

MAT JABANIND alias Edi (kanan) sangat berjasa dalam pencarian orang tua kandung Jean-Luc. Selain mencari orang tuan kandung mereka juga berkeliling ke berbagai tempat wisata bersama-sama.-Dok Mat Jabanind-

Jean-Luc menemui dua kakaknya di Yogyakarta di awal November. Mereka terkendala bahasa. Untung, Mat Jabanind, pengusaha travel yang mengantar Jean, menguasai bahasa Belanda.

Ibunda Jean-Luc, Rohani, tak ditemukan di Bandung. Dia sudah tak tinggal di alamat yang tertera di dokumen adopsi.

Beruntung, ada yang mengenal foto masa muda Rohani. Mat Jabanind alias Edi membantu memviralkan foto itu.  Seorang pengurus masjid, Ustaz Asep Idanan mengenal Rohani. Dia sudah meninggal, tetapi anaknya masih ada.

Kakak-kakak Jean-Luc tinggal di berbagai provinsi. Ada yang menetap di Bandung, ada juga yang di Jogyakarta dan Papua.

Hari itu mereka mendapatkan alamat kakak Jean yang ada di Yogyakarta. Mereka langsung menuju lokasi tanpa banyak menunggu.

Pertemuan dilakukan tengah malam. Tak ada suara kendaraan melintas. Yang terdengar adalah suara nyanyian jangkrik dan tokek. Mereka seperti sedang mengobrol di tengah hutan.

Suasana malam itu begitu hening. Jean dan dua kakaknya akhirnya saling bertemu. Mereka bersentuhan setelah 40 tahun terpisah.

Kakak Jean bernama Yanto dan Wiwik. Mereka tinggal di rumah sederhana. Tembok depannya masih berupa bata yang dicat biru dan putih. 


Yanto dan Jean Luc bertemu di Jogjakarta awal November 2022 setelah terpisah selama 40 tahun.-Dok Mat Jabanind-

Jean datang bersama Christa Wongsodikromo dan tentu Edi. Mereka dijamu dengan makanan ringan dan pisang seadanya.

Jean duduk di kursi tengah dengan Yanto. Sedangkan Wiwik berada di kursi yang berseberangan dengan Edi dan Christa. 

”Bapak tahu kronologi waktu dia dilahirkan? Sejarahnya sedikit lah,” tanya Mat Jabanind membuka pembicaraan dengan tubuh yang dicondongkan ke depan. Jean terpaku karena tak tahu bahasa Indonesia.

”Kita satu ibu, tapi beda bapak. Bapak saya meninggal, kuburannya di situ,” ucap Yanto menunjuk ke samping kanan. 

Waktu ayah mereka meninggal, Rohani menikah lagi. ”Keadaan mengandung ini,” lanjut Yanto sambil memegang paha Jean yang duduk di sebelahnya.

Siapa bapak Jean? Mereka tidak tahu alamatnya. Sosoknya juga misterius. Saat sang ibu ditinggalkan, Jean masih dalam kandungan. 

Yanto juga tidak tahu persis hubungan ibunya dengan pria baru tersebut. Sebab, usianya saat itu masih 12 tahun. Masih belum tahu apa-apa. Ia tak bisa menjelaskan mengapa Rohani merelakan Jean ke orang lain.

Edi menceritakan ulang semua ucapan Yanto dalam bahasa Belanda. Ia menguasainya dengan baik meski pelafalannya masih sangat hati-hati dan pelan.

Kendati begitu, Jean bisa mengerti apa yang diucapkan Edi. Ia manggut-manggut karena kisah yang disampaikan sang kakak sangat rasional. Tidak dibuat-buat.


KISAH ADOPSI Jean-Luc (kanan) disampaikan di Disway News House 8 November 2022.-David Ubaydullah/Harian Disway-

Secara fisik, wajah mereka juga mirip. Terutama di bagian mata. Jean, Yanto dan ibu mereka juga memiliki kulit kuning langsat. 

Kata Edi, ini bukan kali pertama ia mempertemukan orang tua kandung dengan anak adopsi dari Indonesia. "Kebanyakan sudah tua-tua. Di antaranya Toni Swart. Jean-Luc bukan pertama dan terakhir," kata Edi.

Biasanya Mijn Roots melakukan tes DNA setelah ada keluarga yang ditemukan. Namun, hal tersebut tidak dilakukan. Jean berhasil menemukan orang tuanya sebelum Mijn Roots datang menolong. 

Tes DNA mungkin tidak perlu dilakukan karena rangkaian kisah mereka sangat cocok.

Di hari itu, Yanto juga menceritakan bahwa Jean masih memiliki kakak lain. Mereka tinggal di Bandung dan Papua. Jika ada waktu, Jean bisa mengunjungi mereka untuk mengetahui saudara kandungnya secara lengkap.

Mereka juga mengatakan bahwa kuburan sang ibu berada di kota lain: Bogor.

Setelah tahu itu, Jean harus mengatur waktu agar bisa melakukan semua misinya tahun ini. Sebelum misi pencariannya dilanjut, Jean menyempatkan diri ikut Parade Juang 2022 di Surabaya. 

Terkadang pencarian ”akar” di Indonesia tak melulu soal keluarga kandung. Terkadang penting juga mengenal tradisi dan menjadi bagian di dalamnya. Karena itulah, Jean ikut jadi peserta parade dengan memakai baju pejuang. Tak sekadar menonton. (Salman Muhiddin)

Rohani Bilang Adikmu Akan Kembali. BACA EDISI SENIN!

Sumber: