Penelusuran Jejak Gempa-Tsunami di Jatim (4): Teliti 2 Pantai, 1 Situs, dan 3 Candi
Ketua Divisi Sejarah Rakai Hino (kiri) menjelaskan tentang relief Candi Jago kepada anggota tim.-Tim Ekspedisi Jawadwipa-
Hari pertama itu memang melelahkan ketimbang kunjungan candi di Blitar sebelumnya. Mereka menutup kegiatan sebelum matahari terbenam. Bahkan, tiba di penginapan saat hari sudah gelap.
Esoknya, mereka bangun lebih pagi. Pukul 07.00 sudah berangkat lagi. Sekaligus check-out. Kemudian, menyambangi kawasan pesisir di Pantai Balekambang dan Pantai Tamban. Tentu saja itu berkaitan dengan tragedi tsunami Banyuwangi pada 1994.
Ups… Perjalanan ke Pantai Balekambang itu ternyata tak mulus. Ada kendala teknis. Salah satu mobil mereka tiba-tiba berhenti di Desa Srigonco. ”Bannya bocor, hahaha,” celetuk Nug, lantas tertawa.
Akhirnya, semua tak sesuai rencana. Tim pun terpaksa berpencar lagi. Formasi mereka dirombak. Divisi riset dan dokumentasi jalan lebih dulu. Sedangkan yang lain tetap mendampingi mobil yang malang itu untuk kemudian baru menyusul. ”Ya, di dua kawasan pantai itu memang ada catatan sejarah kebencanaannya,” sambung Nug.
Pantai Tamban berlokasi di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Saat terjadi tsunami Banyuwangi 1994, warga di sana menyaksikan gelombang air laut ikut pasang. Tingginya tidak normal. Bahkan, memorak-porandakan satu dusun.
Metode pencarian data mereka sama dengan yang dilakukan di Pacitan. Mereka mewawancarai warga setempat. Riset di Malang memang berlangsung lebih sibuk. Namun, tetap saja mereka mengerjakan dengan penuh kegembiraan.
”Meski gak sempat main di pantai, tapi kami sempat ngopi di warung. Lumayan juga buat nambah data dari ngobrol di situ,” kenang Nug. (*)
Bertolak ke Lumajang, Lacak Bekas Letusan Semeru. BACA BESOK!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: