TPAKD Percepat Akses Keuangan Daerah

TPAKD Percepat Akses Keuangan Daerah

Bambang Mukti Riyadi (kiri), Khofifah Indar Parawansa (kedua kiri), dan Budi Hanoto (kanan) ketika meresmikan TPAKD di kantor OJK Regional IV, Jalan Gubernur Suryo.-Humas Pemprov Jatim-

SURABAYA, HARIAN DISWAY- TIM Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) baru saja dikukuhkan. Mereka disebar di tujuh kabupaten dan kota. Yakni, Sidoarjo, Lamongan, Mojokerto, Bojonegoro, Tulungagung, Pacitan, dan Lumajang.

Pengukuhan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan Rapat Koordinasi Daerah (RKD) 2022 TPAKD Se-Jawa Timur di ballroom kantor OJK Kanreg IV Jatim, Jalan Gubernur Suryo, Kamis, 15 Desember 2022.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, sekarang sudah ada 34 TPAKD di provinsi itu. Tersisa empat daerah lagi yang belum memiliki TPAKD. Dia pun mendorong daerah tersebut agar membentuk TPAKD.

”Tim percepatan akses keuangan daerah ini menjadi bagian penting untuk mendorong berbagai sektor. Terutama UMKM di daerah masing-masing,” ujar Khofifah.

TPAKD juga merupakan bentuk sinergi antara pemerintah daerah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia, dan stakeholder lainnya dalam mendorong percepatan akses keuangan di daerah. 

Keberadaan TPAKD itu pun diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Juga, mendorong keadilan sosial, peningkatan kesejahteraan, dan taraf hidup rakyat melalui inklusi dan literasi keuangan.

Tim tersebut, menurut ibu empat anak itu, memiliki peran penting dalam mendorong masyarakat untuk lebih memahami literasi keuangan. Bahkan, mampu menghindarkan masyarakat dari jeratan rentenir.

Saat ini tingkat literasi keuangan Jawa Timur berada di atas rata-rata nasional. Indeks inklusi keuangan di provinsi itu pada 2022 mencapai 92,99 persen. Sementara itu, nasional 85,10 persen. Sedangkan indeks literasi keuangan Jatim tahun ini mencapai 55,32 persen dan nasional berada di bawah Jawa Timur, yaitu 49,68 persen.

”Kita bisa melihat kesenjangan antara indeks inklusi keuangan dan literasi keuangan. Sehingga, hal tersebut harus direduksi,” ucapnyi.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Jatim Budi Hanoto menyampaikan, outlook ekonomi Jawa Timur 2023 akan tumbuh positif. Kinerja ekonomi provinsi itu pada 2022 diperkirakan berada pada rentang 5,1 persen hingga 5,5 persen (year-on-year/YoY). Namun, diperkirakan termoderasi di angka 4,9 persen sampai 5,3 persen (yoy) di 2023 akibat faktor global.

”Ini masih dihitung terus. Intinya, sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tetap dari Jawa Timur ya industri manufaktur, perdagangan, industri manufaktur makan minum, inflasi diperkirakan juga akan lebih baik, insya Allah akan lebih baik,” ucap Budi Hanoto.

Di sisi lain, Kepala Kantor Regional IV OJK Jatim Bambang Mukti Riyadi menambahkan, pihaknya akan kembali melanjutkan beberapa program literasi dan inklusi keuangan. Namun, ia menekankan adanya literasi antardaerah, sektor, dan gender yang harus segera diatasi.

”Tadi penekanannya pelajar, UMKM, kaum disabilitas, dan masyarakat 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Kemudian, untuk yang inklusinya ditambahkan lagi ada untuk perempuan dan syariah selain yang tadi,” terangnya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: