Menjaga Asa Bisnis Thrifting di Manukan Fest

Menjaga Asa Bisnis Thrifting di Manukan Fest

Pengunjung manukan Fest Afinda Desiana dan penulis, Putri Oktavianus Loeran.-Putri Oktavianus Loeran-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Perdebatan soal thrifting tidak ada habisnya. Di satu sisi proses impornya dianggap merugikan negara karena potensi pajak menghilang. Di sisi lain cara itu dianggap ramah lingkungan.

Di tengah perdebatan itu nyatanya bisnis thrift shop masih tumbuh subur. Anak-anak muda memburu barang bekas bermerek. Kapan lagi dapat barang branded harga jutaan dengan harga di bawah Rp 100 ribu?

Peluang bisnisnya terbuka lebar. Sampai-sampai anak-anak muda di Surabaya bikin Manukan Fest Vol. 1. Thrifting jadi salah satu magnetnya.

 

Thrift shop ini dikemas dalam bentuk event tahunan yang diselenggarakan oleh Cerah Hati Work.
Manukan Fest menjadi salah satu jujukan pencinta preloved branded di Surabaya.-Putri Oktavianus Loeran - Event itu berlangsung sejak 10 Desember dan berakhir kemarin, Minggu, 18 Desember 2022.

Lokasinya di Jalan Manukan Lor 4 Raya. Makin malam makin ramai. Buka sampai pukul 22.00.

Manukan Fest menyediakan barang berkualitas dengan harga murah yang dibanderol mulai dari harga 25 ribu. “Harganya murah dan pas banget di kantong para pelajar," kata Afinda Desiana, salah satu pengunjung. 

Barangnya memang bekas. Tapi kualitasnya masih sangat layak pakai. Kalau anda beruntung, bisa dapat barang yang terlihat masih baru.

Banyak brand terkenal seperti Uniqlo, Zara, Adidas, Lacoste, Nike, Puma dan H&M.


Deretan barang branded dengan harga super murah di Manukan Fest yang ditutup, Minggu 18 Desember 2022.-Putri Oktavianus Loeran-

“Walaupun barang yang dijual banyak dari brand terkenal menurut saya barang thrift ini sangat jauh berbeda dengan barang official, tapi dari segi kualitasnya bisa diberi nilai 78 persen, ujar Iffatul Alvi, penggemar thrifting

Keunggulannya, barang thrifting jarang ada kembarannya. “Hampir enggak mungkin dikembari,” ujar Ressalatus, mahasiswa penggemar thrifting lainnya.

Selain menguntungkan bagi banyak kalangan tren thrift ini nyatanya membawa pengaruh baik untuk lingkungan. Mengutip dari laman waste4change.com: industri pakaian dan mode menghasilkan banyak dampak negatif bagi lingkungan salah satunya yaitu banyak sampah pakaian bekas yang menumpuk (sampah tekstil). 

Maka dari itu budaya thrifting ini dianggap sebagai salah satu cara meminimalisir limbah pakaian bekas.

“Dengan melakukan thrifting kita sama saja ‘reuse’, kalau kita melakukan ‘reuse’ maka otomatis kita membantu mengurangi limbah tekstil yang mencemari lingkungan,” ujar Galuh Salma, pehobi thrifting.

Sekuat apapun pemerintah menertibkan bisnis ramah lingkungan ini, sepertinya thrifting tak akan pernah mati. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: