Toto Wolff Sandingkan Lewis Hamilton dengan Michael Schumacher

Toto Wolff Sandingkan Lewis Hamilton dengan Michael Schumacher

Meski mendapat podium, Lewis Hamiton tidak pernah mendapatkan kemenangan di musim 2022. Masalah itu terjadi karena mobilnya harus mengalami development ketika musim bergulir. Sumber: Twitter--https://twitter.com/MercedesAMGF1/status/1599790837981843456?s=20&t=QpaYAqDNJEMN_6F6A8JOAQ

BERLIN, HARIAN DISWAY - Bos Mercedes, Toto Wolff memuji pembalap utamanya, Lewis Hamilton atas kesabarannya menangani musim 2022 yang penuh lika-liku. Ia juga membandingkan influence pembalap asal Britania Raya itu dengan sang legenda tujuh kali kampiun, Michael Schumacher.

Musim ini, The Silver Arrow -julukan tim Mercedes- harus puas tidak menjadi penantang gelar juara karena harus beradaptasi terhadap regulasi teknis yang mengalami perubahan di musim ini. Hamilton harus rela menjadi ajang percobaan timnya untuk melakukan eksperimen set-up.

Ia pun harus menerima kenyataan menjalani musim pertama tanpa kemenangan satu pun selama 16 tahun berkarir di Formula Satu (F1). Wolff, ketika ditanya di Podcast F1 Beyond The Grid mengeluhkan betapa sulitnya tahun ini bagi anak emasnya itu.

“Benar-benar sulit. Karena kami sudah memberinya perlengkapan yang tidak mampu memberikan kemenangan. Selain itu, pengemudi mendapati mobil yang tidak dapat diprediksi, tidak stabil, kadang bagus, di lain pihak tidak bagus. Itu bukan sesuatu yang dapat anda kerjakan dan kembangkan,” kata Wolff.

Kendati demikian, Bos Mercedes itu memuji kepribadiannya yang benar-benar mengagumkan. Hamilton dapat melewati masa-masa suram. disaat tim merasa down karena kinerja buruk, ia dapat mengangkat moral orang-orang di paddock dan memotivasi mereka. caranya memanajemen melalui karakternya belum pernah dilihat olahragawan profesional sebelumnya.

Pria 50 tahun itu juga mengakui bahwa ada keterlibatan Hamilton di sektor manajemen untuk mengembangkan mobil maupun kehadirannya di pabrik. Dan membuatnya menjadi sosok yang begitu berpengalaman. “(Dia) mungkin sedikit mirip seperti Michael (Schumacher) dulu, atau aku berpikir tentang Tom Brady di tim football (Amerika Serikat),” Ungkap Bos Mercedes tersebut.

“Anda harus lebih dari sekedar pemain (atlit) atau pembalap. Anda secara emosional menjadi bagian dari tim, dan sudah seharusnya begitu,” Lanjut Wolff.

Pembalap seperti Hamilton tidak pernah terjadi di masa lalu. Menurut Wolff, pembalap dahulu diibaratkan sebagai kontraktor. Pembalap datang, dibayar, dan pergi untuk tampil di ajang berikutnya yang lebih baik. Tentu saja, pengalaman Hamilton tidak dapat diragukan lagi karena ia telah berseragam abu-abu itu selama 10 tahun.

Terbaru, Hamilton berkomentar bahwa ia akan menargetkan kesepakatan baru dengan Mercedes untuk memperpanjang kontraknya, yang saat ini akan habis hingga 2023. Pembalap berusia 37 tahun itu akan kembali ke garis terdepan untuk meraih gelar kampiun kedelapannya, sekaligus memecahkan rekor juara dunia terbanyak sepanjang masa. (Affan Fauzan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: