Dahlan Iskan Titip Pangdam Bantu soal Kanjuruhan

 Dahlan Iskan Titip Pangdam Bantu soal Kanjuruhan

Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf, M.A saat berkunjung ke kantor Harian Disway dan disambut Dahlan Iskan,12 Januari 2023.-Boy Slamet-

SURABAYA, HARIAN DISWAY- MINGGU kedua di awal tahun, Disway News House kedatangan tamu istimewa: Mayjen TNI Farid Makruf. Pangdam V/Brawijaya yang baru itu tiba bersama rombongan di Jalan Walikota Mustajab 76 tepat pukul 11.00, Kamis, 12 Januari 2023.

Tentu saja ia langsung disambut hangat oleh founder Harian Disway Dahlan Iskan. Juga, para jajaran redaksi dan manajemen. Momen itu dimanfaatkan Dahlan dan Farid untuk bernostalgia barang sebentar.

Dua tokoh itu pernah bersua pada 2013. Dahlan memuji kelincahan kinerja Farid yang saat itu menjabat Danbrigif 13/Galuh Tasikmalaya, Jawa Barat. Dengan otoritas yang terbatas, Farid justru mampu mempertemukan dua wali kota dan satu bupati.

”Komandan brigif itu biasanya sangat internal. Tapi, beliau malah bisa mengoordinasi para kepala daerah,” ujar Dahlan. 


Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf, M.A dan Founder Dahlan Iskan tampak tertawa lepas saat berbincang di kantor Harian Disway.-Boy Slamet-

Termasuk sesepuh kiai, seniman, wartawan, hingga para pengusaha Tionghoa. Dibikinkan Forum Peduli Tasik untuk bersatu menghadapi ancaman radikalisme saat itu.

Wilayah basah bisa kering jika dipimpin orang yang kurang tepat. Pun sebaliknya. Wilayah yang kering bisa basah jika dipimpin orang yang tepat. ”Nah, perumpamaan terakhir itulah yang cocok disematkan kepada beliau,” imbuh Dahlan.

Farid sebagai alumnus Akademi Militer 1991 punya sepak terjang yang gemilang sepanjang kariernya. Mengatasi berbagai konflik horizontal yang pernah terjadi di negeri ini. Mulai Tasikmalaya, radikalisme di Poso, hingga konflik tanah di Mandalika.

Semua orang di ruang utama Disway News House terkesima menyimak kisah pria asal Madura itu. Konflik jual beli tanah di Mandalika yang tak terpecahkan sepanjang 30 tahun akhirnya dapat dituntaskan dengan tangan dingin Farid.

Pemerintah setempat dan warga menemukan titik tengah harga jual beli yang pas. Tidak gampang. Sebab, konflik itu terjadi karena ada oknum yang bermain. Ditambah status kepemilikan tanah yang tak jelas.

Namun, semua dapat diungkap. Hanya butuh waktu kurang dari enam bulan di awal jabatannya sebagai Danrem 162/Wira Bhakti, Nusa Tenggara Barat pada 2016. Bahkan, penyelesaian ditutup dengan ikatan persaudaraan yang kuat dengan penduduk setempat.

Begitu pula saat menjabat Danrem 132/Tadulako, Sulawesi Tengah. Farid mengatasi terorisme pimpinan Ali Kalora di Poso. Operasinya berhasil melumpuhkan sembilan anggota kelompok teror Mujahidin Indonesia Timur (MIT) itu. 

Kinerja itulah yang layak diapresiasi. Farid pun meminta nasihat dan arahan khusus ke Dahlan. Yakni, untuk mengemban tugas barunya di Jawa Timur.

Tentu saja Jatim punya persoalan sendiri. Tidak rawan terorisme. Persatuan pun kuat. ”Kelemahan kita ada di demokrasi. Pemimpin yang terpilih belum tentu pintar. Tapi, cuma disenangi,” ujar Dahlan.

Maka, menurut Dahlan, tugas Farid tinggal lebih banyak action. Menurutnya, Farid termasuk pemimpin yang cerdas. Besar potensinya akan disenangi masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: