Cheng Yu Pilihan Pengusaha Shipping Radian Jayadi: Tong Quan Da Bian

Cheng Yu Pilihan Pengusaha Shipping Radian Jayadi: Tong Quan Da Bian

Cheng Yu Radian Jayadi--

KARENA pesatnya perkembangan teknologi, zaman jadi berubah cepat sekali. Kalau kita tidak bisa beradaptasi, bisa benaran tereliminasi. Seperti dipertegas Sun Yat-sen, "世界潮流浩浩荡荡;顺之者昌,逆之者亡" (shì jiè cháo liú hào hào dàng dàng; shùn zhī zhě chāng, nì zhī zhě wáng). Yang artinya: arus dunia bergelora; siapa yang mengikutinya akan jaya, siapa yang menentangnya akan binasa.

Memang begitulah hukum besi teori evolusi. Mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus menerimanya dengan lapang dada. Makanya, Radian Jayadi --yang merupakan pengusaha shipping, iradiasi, dan sterilisasi-- mengajak kita untuk mempelajari kisah "刻舟求剑" (kè zhōu qiú jiàn) yang termaktub dalam kitab masyhur Lüshi Chunqiu (吕氏春秋). 

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Pengusaha Perkapalan Tirto Sulun Wahyoedi: Shun Feng Shi Chuan

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Pengusaha Tirto Rukmono: Jiao Ta Shi Di

Di sana diriwayatkan, ada seorang pendekar dari Negara Chu (楚) yang sedang naik perahu. Di tengah perjalanan, pedangnya yang terbuat dari baja pilihan, jatuh ke laut. Ia berusaha menangkapnya tapi keburu tenggelam saking beratnya.

Orang-orang yang sekapal dengannya merasa kasihan. Namun, sang pendekar tampak tenang. Lalu, dengan semringah ia keluarkan pisau kecil dari sakunya. Katanya hendak menggurat tanda di pinggir kapal, tepat di mana pedangnya nyemplung tadi.

"Untuk apa?" tanya kawan-kawannya.

"Supaya aku ingat posisinya. Biar gampang aku cari lagi nanti," jawab sang pendekar.

"Lah, kapal kita kan terus berjalan? Berarti tempatnya ikutan berubah, toh?" 

"Oh, enggak. Posisi pedangku di sini. Kan sudah aku tandai."

Teman-temannya hanya bisa garuk-garuk kepala. Membiarkan sang pendekar tetap dengan keyakinannya yang "beyond". 

Berselang beberapa jam, sang pendekar ternyata benar-benar terjun ke laut mencari pedangnya, dan tak pernah kembali lagi.

Belakangan, cerita tersebut dijadikan pengingat bahwa pemikiran yang saklek, apalagi dalam dunia bisnis, justru akan mencelakakan. Dibutuhkan kelenturan, bukan kekakuan, untuk menghadapi perubahan-perubahan. Sebagaimana diajarkan pepatah, kita mesti "通权达变" (tōng quán dá biàn): pandai menyesuaikan diri dengan perubahan situasi dan kondisi. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: