Cheng Yu Pilihan Pengusaha Perkapalan Tirto Sulun Wahyoedi: Shun Feng Shi Chuan
Cheng Yu Tirto Sulun Wahyoedi--
DALAM melakukan sesuatu, harus benar-benar diperhatikan faktor-faktor apa saja yang sekiranya akan menjadi pendorong keberhasilan dan penghambatnya. Kalau dalam budaya Tiongkok klasik, yang perlu dipertimbangkan setidaknya ada tiga. Yaitu apa yang filsuf besar Mensius 孟子 (372-289 SM) sebut sebagai "天时地利人和" (tiān shí dì lì rén hé): ketepatan waktunya, tempatnya, dan manusianya.
Untuk menjalankan kapal layar, misalnya, mesti menunggu angin dan ke mana arah bertiupnya. Sebab bila tidak, maka kita tidak akan pernah sampai ke tujuan. Inilah mengapa Wen Kang 文康, novelis bersuku Manchu era dinasti Qing, menyarankan kita untuk "顺风使船" (shùn fēng shǐ chuán): mengemudikan kapal layar mengikuti tiupan angin.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Pengusaha Tirto Rukmono: Jiao Ta Shi Di
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Pengusaha Shipping Radian Jayadi: Tong Quan Da Bian
Tentu itu terjemahan letterlijk-nya. Namun maksudnya adalah, "Untuk bisa sukses, lakukanlah pekerjaanmu di saat yang tepat." Atau, dengan bahasa yang lebih familiar di telinga kita, "timing-nya kudu pas". Tidak boleh grusa-grusu.
Itulah yang dipegang teguh oleh Tirto Sulun Wahyoedi, pengusaha perkapalan dan pembangkit listrik.
Anda yang ingin buru-buru kaya, mungkin tidak cocok dengan pemikiran begitu.
Tidak masalah. Bisa berpikir cepat, apalagi bertindak cepat, tentu sangat bagus dan dibutuhkan untuk urusan-urusan tertentu.
Tetapi, kata ekonom peraih Nobel Daniel Kahneman dalam buku fenomenalnya, "Thinking, Fast and Slow", ada kalanya berpikir lambat penting memiliki terutama untuk hal-hal yang bersifat strategis dan jangka panjang –semisal bisnis shipping dan power plant yang dijalankan Alun, panggilan Tirto Sulun Wahyoedi.
Tinggal Anda putuskan mau pakai sistem berpikir yang bagaimana. Masing-masing punya keunggulan dan kekurangannya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: