KONI Jatim Minta Kepastian Jadwal Pra-PON
Atlet panjat tebing andalan Jatim Aan Aviansyah saat berlaga di nomor boulder perorangan putra di PON XX 2021 di Papua-Humas KONI Jatim-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - KONI Jawa Timur (Jatim) sedang gelisah. Pasalnya, belum ada kejelasan terkait jadwal kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) alias pra-PON. Mereka hanya mendapatkan gambaran umum. Bahwa pra-PON akan dilangsungkan Januari hingga September 2023. Sementara rincian jadwalnya belum terang benderang.
Tahun ini begitu penting bagi pelaksanaan PON XXI 2024 di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut). Sebab 2023 ini merupakan tahun kualifikasi. Masing-masing daerah akan berusaha memperoleh tiket ke babak utama multievent terbesar di Indonesia tersebut.
Menurut Ketua KONI Jatim M. Nabil, pihaknya siap menurunkan delegasi terbaik di pra-PON. Targetnya meloloskan atlet sebanyak mungkin untuk bertanding di Aceh dan Sumut nanti. Hanya saja, Nabil sedang gelisah. Lantaran jadwal pra-PON untuk masing-masing cabang olahraga tidak kunjung jelas.
"Belum ada satu cabang olahraga pun yang sudah menentukan tanggal dan bulan pelaksanaan pra-PON. Ini yang kurang pas buat kami. Kenapa? Sebab kaitannya dengan persiapan. Membuat sport science yang kami terapkan tidak dapat berfungsi," keluh Nabil.
Nabil menyebut bahwa pra-PON seharusnya bukan sesuatu yang baru. Sebab, saban tahun setiap cabor pasti melangsungkan Kejuaraan Nasional (Kejurnas). Bedanya, pada tahun ini Kejurnas tahunan sekaligus menjadi kualifikasi menuju PON. Sebab digelar satu tahun sebelum multievent itu dilangsungkan.
"Bagaimana pelatih mau mendesain program, terkait asupan dan latihan, sementara tanggal dan waktunya belum tentu. Setiap ditanya, jawabannya 1 Januari sampai September. Bayangkan jika seluruh cabor serentak menggelar pra-PON pada September. Pasti akan terjadi akumulasi pra-PON," imbuh mantan komisioner KPU Jatim ini.
Nabil menambahkan, setiap proses mendesain atlet pasti memiliki program yang ditarik mundur. Ini juga berlaku untuk asupan, jenis latihan, makanan, dan gizi. "Secara umum seperti itu. Tidak ada sport science yang sifatnya dadakan. Tidak mungkin seorang atlet juara yang dicetak dalam waktu semalam saja," sebutnya.
Dalam aspek non teknis, ketidakpastian jadwal pra-PON juga berdampak ke anggaran. Ini akan menjadi masalah besar bagi KONI di seluruh provinsi. Serta berkaitan dengan event lainnya. Misalnya pada tahun ini. Tak hanya mempersiapkan diri untuk pra-PON, KONI Jatim juga menggelar Porprov VIII di Sidoarjo, Jombang, serta Kota dan Kabupaten Mojokerto.
Jika jadwal pra-PON bertabrakan dengan jadwal Porprov, maka akan ada sejumlah daerah atau kabupaten dan kota yang dirugikan. Sebab KONI Jatim sendiri punya kebijakan baru. Mereka mempersilahkan atlet yang sudah menghuni Puslatda untuk tampil di Porprov untuk membela daerah asalnya. Dengan catatan atlet tersebut belum pernah meraih medali di PON. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: