Serial Killer Duloh Menangisi Aslem

Serial Killer Duloh Menangisi Aslem

Tersangka Serial Killer Bekasi-Cianjur, Solihin alias Duloh-Rafi Adhi Pratama-

Aslem: ”Yeni cerita, abang ipar dia bisa menggandakan uang. Namanya Wowon. Akhirnya saya teleponan Wowon. Ia bilang, kalau mau gandain uang, transfer uangnya ke Dede. Saya jadi percaya. Sebab, Dede suami Yeni.”

Gaji Aslem jika dirupiahkan sekitar Rp 6 juta per bulan. Sejak 2010 Aslem mulai transfer rutin ke rekening Dede. ”Kadang Rp 3 juta, kadang Rp 4 juta. Kata Pak Wowon, nanti bisa buat beli rumah,” kata Aslem.

Pada 2010 Aslem dapat cuti dua bulan, boleh pulang ke tanah air. Dia telepon, memberi tahu Wowon.

Ternyata Wowon menganjurkan Aslem, jangan pulang ke Karawang. Mending ke Cianjur. Tepatnya di Kampung Babakan Mande, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Cianjur, Jabar. Di situ rumah Wowon, bertetangga dengan Dede dan Duloh.

Aslem menurut. Pulang ke sana. Tinggal di satu rumah kosong yang dikontrak Duloh. Aslem jadi sering ketemu Wowon, Dede, dan Duloh. 

Anehnya, Aslem tidak pernah tanya soal uang yang sudah dia setorkan. ”Saya pengin bilang, tapi gak enak. Karena uangnya belum banyak. Apalagi, mereka (geng serial killer) baik ke saya,” cerita Aslem.

Sebaliknya, Duloh tanya ke Wowon. Apakah Aslem perlu ”dikirim” ke Duloh? Artinya dibunuh. 

Wowon segera menjawab, ”Jangan. Kasihan dia. Orangnya baik. Enggak pernah tanya uang.”

”Siap,” balas Duloh.

Ternyata di sana Aslem sempat sakit. Demam. Duloh mengaku merawat Aslem.

Duloh: ”Enggak diapa-apain. Dia dikasih sayang sama saya. Dia sakit, saya obatin, dikerokin. Tapi, enggak ada rasa srek (asmara). Kayak ke anak sendiri sama si Aslem, karena dia sudah enggak punya bapak.”

Aslem selalu berjilbab. Wajah tidak cantik. Juga tidak jelek. Sedang saja. Penampilan lugu seperti umumnya wanita desa. Kulit putih. Pipi montok. Terkesan memelas.

Dua bulan Aslem tinggal di situ, sampai masa cuti habis, dia kembali ke Dubai. 

Sementara itu, setoran Aslem ke rekening Dede terus jalan. Rutin. ”Itung-itung, saya nabung ke mereka,” katanyi.

Sejak itu, Aslem diberi HP oleh Wowon. Sekaligus, Aslem dilarang telepon keluarga di Karawang. Jadi, hampir setiap hari Wowon telepon ke Aslem lewat HP pemberian Wowon itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: