Jalan-jalan di Kopenhagen, Kota Si Putri Duyung (1); Tak Besar, tapi Bikin Betah

Jalan-jalan di Kopenhagen, Kota Si Putri Duyung (1); Tak Besar, tapi Bikin Betah

Daerah Christianhavn yang sering disebut Little Amsterdam. Mengingat suasana kanal yang dijajari gedung-gedung apartemen seperti di Amsterdam.--

Sudah lama saya ingin mengunjungi salah satu negara Skandinavia. Happy banget akhirnya bisa terwujud tahun ini. Bersama suami, saya jalan-jalan ke Kopenhagen, ibu kota Denmark. Ternyata pilihan saya enggak salah sama sekali.

Hari yang saya tunggu itu tiba. Tanggal 8 Januari 2023 lalu. Jalan masih lengang. Sehingga perjalanan dari rumah ke bandara cukup makan waktu 45 menit. Itu sudah terhitung dari Conflans Sainte-Honorine, sub-urban Paris yang berjarak 25 km arah barat.

Biar tak perlu ribet antre di meja check-in, proses itu sudah kami lakukan secara online dua hari sebelumnya. Bener-bener kami siap jalan-jalan deh.

Tiba di Copenhagen Airport, kami mencari tempat penukaran valas dulu. Menukar uang sedikit. Hanya jaga-jaga jika tidak bisa menggunakan kartu. Saat itu nilai tukar 1 euro terhadap danish krone (DKK) adalah 7,5.

Di bandara ada dua jenis konter valas. Satu konter tempat penukaran valuta yang kita bawa. Satunya untuk membeli mata uang Denmark dengan banking card. Tips dari saya, perhatikan papan yang terpampang di depan konter ya. Itu agar tidak sia-sia antre.

Bandara yang terletak di daerah Kastrup itu tak terlalu jauh dari Kopenhagen. Kira-kira sekitar 10 km. Tak harus naik taksi untuk mencapainya. Karena jaringan kendaraan umumnya bagus. Pilihannya bisa naik bus maupun kereta komuter.

Kami memilih naik komuter. Biayanya sekitar 36 DKK atau 9 euro sekali jalan per orang. Pas. Sebab di setiap negara yang dikunjungi, kami memang paling suka naik kendaraan umumnya. Terutama jika tidak bawa banyak bawaan.

Dengan cara itu kami bisa mengamati suasana dan masyarakat setempat. Itu juga alasan memutuskan pergi ke negara Skandinavia. Dalam benak saya, negara-negara Skandinavia itu sangat tertib. Aman. Masyarakatnya humble dan cool. Tidak snob alias tidak sok. Pasti asyik mengamatinya.

Keinginan menginjakkan kaki ke Denmark itu makin menjadi karena tetangga kami. Mereka yang cukup sering ke Finlandia mengunjungi keluarga, memberikan gambaran senada. Dalam wallpaper dengan foto Stockholm yang saya lihat di hall sebuah toko mebel dan aneka perangkat rumah tangga asal Swedia kian ngiming-ngimingi.

Lebih-lebih dalam acara makan siang dengan keluarga suami saya, David Phulpin, kakak ipar menceritakan kesan indah saat ke Kopenhagen untuk business trip. Tak sebesar dan semegah Paris, tapi bikin betah. Itu katanya.

Karena itu walaupun dikenal berbiaya hidup mahal dibandingkan Prancis, awal tahun 2023 kami bertekad ngelencer ke salah satu negeri suku Viking. Apa pun negaranya. Denmark terpilih yang pertama di antara beberapa negara lainnya yakni Swedia, Norwegia, Finlandia, dan Islandia.

Setelah cek dan cek ulang di internet, biaya perjalanan termurah dari Paris ke salah satu ibu kota di negeri Skandinavia itu ya memang ke Kopenhagen. Mungkin karena letaknya paling dekat dibandingkan ke Stockholm di Swedia, Oslo di Norwegia, maupun Helsinski di Finlandia, kali ya.

Kopenhagen kurang lebih 1.240 km dari Paris. Dua jam perjalanan dengan pesawat. Pulang pergi sekitar 150 euro per orang, penerbangan pertama, sekitar pukul 7. 

Begitu hitungan-hitungannya. Maka diputuskan ke Kopenhagen. Padahal terus terang saya tidak punya gambaran apa pun tentang kota terbesar di Denmark itu. Apakah kotanya cantik atau tidak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: