Open House Tjap Go Meh Harian Disway, Pesan Kebersamaan nan Harmonis
Keseruan ketika para undangan menari bersama di acara Open House Tjap Go Meh Harian Disway, Rabu, 8 Februari 2023.-Erni Prasetyo-Harian Disway-
'’NI wen wo ai, ni you duo shen, wo ai ni you ji fen…’’
Irama lembut lagu Yueliang Daibiao Wo De Xin berkumandang di halaman belakang Harian Disway, Jalan Walikota Mustajab 76 Surabaya. Meski lagunya merdu mendayu, vokal yang membawakannya terdengar berat. Suara itu mengalun dari Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf. Ia menyanyi diiringi guzheng, alat musik petik khas Tiongkok.
Jenny Widjaja, owner Sagolicious bergabung. Pengusaha asal Jakarta itu mengiringi nyanyian Farid dengan manis. Segera saja, Dahlan Iskan mengajak sang istri, Napsiah Sabri, berdansa mengikuti irama lagu. Begitu juga pengusaha Teguh Kinarto dan istri, Hartati Tjahjono.
Dansa-dansa itu berlanjut hingga Farid dan Jenny membawakan tiga lagu. Yakni Ni Zenme Shuo dan Dian Mi Mi. Siapa saja boleh turun ke ’’dance floor’’ dadakan dan menari. Boleh sendiri. Boleh juga berpasangan. Di salah satu lagu, Direktur Keuangan Annie Wong terlihat menari bareng Direktur Memorandum Nur Shodiq. Gayeng. Hangat. Penuh tawa.
Kemesraan Teguh Kinarto dan Hartati Tjahjono ketika berdansa.-Boy Slamet-Harian Disway-
Begitulah suasana perayaan Cap Go Meh yang diadakan Harian Disway, Rabu, 8 Januari 2023. Bertajuk Open House Tjap Go Meh; Lentera Naga Pesisir Jawa, Harian Disway mengundang narasumber, mitra, serta para pelanggan setia. Sengaja diadakan di halaman belakang kantor Harian Disway yang tidak besar. Agar semua bisa membaur dengan akrab.
Acaranya pun dikemas tak formal. Selain nyanyi dan dansa, undangan dapat menikmati alunan guzheng, melihat-lihat display batik Lasem, dan yang paling penting: menyantap lontong cap go meh. Hidangan khas perayaan menyambut datangnya musim semi.
’’Budaya adalah karya tertinggi manusia,’’ kata Farid. ’’Maka saya mengapresiasi diadakannya perayaan Cap Go Meh Harian Disway ini, sebagai salah satu bentuk pelestarian budaya,’’ papar pria 53 tahun tersebut.
Farid juga melihat-lihat booth batik Lasem, kuliner cap go meh, serta penampilan Azalia Faustania sang pemain guzheng. Dalam kesempatan itu, musisi 24 tahun itu membawakan lagu Cotton Fields dengan irama khas Tionghoa.
’’Ini bisa disebut Cotton Fields versi Mandarin,’’ ujar dia. Kemudian tersenyum. Dia mengatur alatnya dalam nada dasar do = G. Empat zijia, semacam pick gitar, tersemat di dua jari kiri dan kanan. Dia memainkan senar sebelah kanan dan pada tiap titik, menyentuh senar sebelah kiri, seperti meredam, namun sebenarnya digoyang-goyangkan untuk menghasilkan vibrasi nada.
Di sebelah kiri Azalia, terdapat booth batik Lasem koleksi Sekar Kencana dan Seruni Mas. Keduanya memajang kain-kain khas motif batik peranakan. Yang paling tua adalah motif batik Sekar Jagad, yang dibuat pada 1967. ’’Produk asli yang kali pertama dirilis saat Sekar Kencana didirikan. Harganya Rp 5,5 juta,’’ jelas Rini Safitri, owner batik Sekar Kencana.
Dokter Yanti Kusmiran, dokter kecantikan ternama di Surabaya, tampak membeli produk batik Lasem. Yakni motif lokcan dan naga. ’’Saya selalu tertarik dengan kain tradisi. Ini saya beli dua, untuk oleh-oleh kawan saya di Amerika,’’ tutur dia.
Terpesona, Napsiah Sabri (kanan), istri Dahlan Iskan, melihat-lihat batik Lasem. Batik peranakan itu punya gaya sinografi alias memasukkan aksara mandarin dalam motifnya.-Boy Slamet-Harian Disway-
Kain-kain batik Sekar Kencana dan Seruni Mas kemudian diperagakan oleh lima orang model dari Top Model Indonesia Jawa Timur. Yakni Kalila Rahmanda, Dayu Putri Fahmara, dan Gemilang Ayu Ramadhani yang mengenakan bawahan batik Sekar Jagad. Kemudian Donita Larissa Auranti mengenakan batik motif Merak Lasem.
Keempat model tersebut menggunakan batik keluaran Seruni Mas. Sedangkan koleksi Sekar Kencana dikenakan oleh Theresia Alica Corona. ’’Mengenakan beberapa motif batik peranakan khas Lasem menjadi bentuk kontribusi kami dalam pelestarian kain tradisi Nusantara,’’ ujar Nita Kartika, koordinator Top Model Indonesia Jawa Timur.
Acara dimeriahkan pula oleh penampilan dari kelompok Senam Dahlan Iskan (SDI) serta dansa cha-cha dari Teguh Kinarto dan istrinya. Dalam acara tersebut, hadir pula komunitas Duta Tai Chi. Delapan orang anggota berpakaian serbahitam dengan ikat kepala bertuliskan nama masing-masing.
’’Pak Dahlan dan Harian Disway memberi kontribusi besar bagi kebudayaan Tionghoa. Dengan kegiatan ini, kita bisa memberi pesan kepada masyarakat, bahwa dengan saling menghormati, semua akan berjalan harmonis,’’ kata Toni Liono, ketua Duta Tai Chi.
Hadir pula Toni Harsono, ketua Kelenteng Hong San Kiong, Gudo, Jombang. ’’Tahun ini perayaan Cap Go Meh dilaksanakan di mana-mana. Termasuk di Harian Disway. Acara ini luar biasa. Mengangkat budaya sebagai perekat persatuan kita,’’ pujinya.
Hingga remang senja turun, dan halaman belakang mulai diterangi oleh belasan lampion gantung, para tamu larut dalam kebersamaan. Tentu sambil menikmati lontong cap go meh, warisan budaya peranakan yang lezatnya tiada tara. Perut kenyang, hati pun senang. (Retna Christa-Guruh Dimas)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: