PSSI dan Korporatisme Negara
Ketua Umum PSSI Erick Thohir.-Foto/Instagram/Erickthohir-
Erick Thohir sudah punya pengalaman dalam mengelola organisasi sepak bola profesional. Hal itu tidak diragukan. Kiprahnya di klub Seri A Italia Inter Milan menjadi prestasi yang membanggakan bagi Indonesia. Hubungannya yang baik dengan Presiden FIFA Gianni Infantino menjadi nilai tambah yang menguntungkan.
Erick punya pengalaman menjadi event organizer olahraga yang sukses ketika menjadi ketua panitia Asian Games 2018 Jakarta. Karena itu, perhelatan Piala Dunia U-20 di Indonesia tahun ini bisa dipastikan akan menjadi pertunjukan yang extravaganz di tangan Erick Thohir. Soal prestasi di lapangan, itu hal lain. Yang penting, penyelenggaraan meriah dan sukses, dan Erick mendapat kredit untuk sukses itu.
Publik sepak bola menunggu apakah Erick bisa mengakhiri puasa gelar di level Asia Tenggara yang sudah dialami Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Kali terakhir Indonesia juara SEA Games pada 1991 di Manila. Sampai sekarang Indonesia belum pernah memenangkan Piala AFF yang menjadi lambang supremasi sepak bola Asia Tenggara.
Erick sedang berjudi dengan reputasinya. Kalau sukses dengan PSSI, ia akan punya modal tambahan yang penting untuk maju ke kontestasi Pemilihan Presiden 2024. Tapi, kalau ia tidak bisa membawa perubahan di PSSI, reputasinya akan menjadi pertaruhan.
Bisa jadi Erick akan menjadi korban kongres luar biasa (KLB) berikutnya.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: