Memahami Kecanggihan Artificial Intelligence (AI) yang Menggerus Lapangan Pekerjaan

Memahami Kecanggihan Artificial Intelligence (AI) yang Menggerus Lapangan Pekerjaan

Perumpamaan artificial intelligence-youtube-duke university

SURABAYA, HARIAN DISWAY- AI atau artificial intelligence makin populer. Kecerdasan buatan ini memiliki kecanggihan menciptakan, menyajikan, dan menampilkan sesuatu sesuai permintaan pengguna dalam sekejap. Banyak yang khawatir AI dapat menggerus lapangan pekerjaan.

 

Memang bagaimana cara kerjanya?

 

Yang paling simple bisa dilihat di openai.com di TikTok. Akun itu menyediakan layanan tanya-jawab instan dengan sebuah AI secara gratis. Tidak sedikit orang yang menggunakan OpenAI untuk menciptakan rumus coding, skrip video, dan pekerjaan-pekerjaan lainnya.

 

Dengan fitur itu, perusahaan bisa berhemat. Tak perlu merekrut customer service. Pekerjaan itu bisa digantikan BOT.

 

AI harus diciptakan terlebih dahulu melalui sebuah program komputasi kode. Ya! AI yang canggih itu tetap memerlukan kecerdasan manusia untuk diciptakan. Layaknya sebuah pemikiran manusia, kecerdasan buatan ini juga melalui beberapa proses sebelum mampu menyajikan jawaban atau solusi.

 

Proses kerja sebuah AI melalui 3 tahapan, Generalized Learning, Reasoning, dan Problem Solving.

 


Gambar ilustrasi yang dibuat langsung oleh AI-google-OpenAI.com

 

Generalized Learning merupakan proses dimana AI mengumpulkan, mempelajari, dan mengidentifikasi data. Jenis dan isi data yang dimuat berdasarkan pada tujuan pembuatan AI tersebut.

 

Sebagai contoh, AI google assistant pada gawai android. Google assistant didesain untuk mempelajari data-data dalam gawai dan data yang tersedia di pencarian google. Oleh karena itu, AI google assistant dapat memahami perintah pengguna seperti “mainkan musik dari spotify” dan menyediakan sesuai permintaan bagai seorang asisten.

 

Reasoning atau kemampuan penalaran. AI dapat menampung berbagai macam data dengan jumlah yang sangat besar. Tanpa kemampuan penalaran, AI tidak akan mampu melihat pola data dan menyajikan solusi sesuai dengan perintah.

 

Sebagai contoh, seorang pengguna google assistant memberi perintah “mainkan musik” tanpa memberitahukan secara spesifik musik dari aplikasi mana. AI dapat memutuskan akan memutar dari aplikasi mana berdasarkan data seberapa sering pengguna menggunakan aplikasi pemutas musik tertentu. Kemampuan itu yang disebut reasoning atau penalaran dari banyaknya data pengguna yang dipelajari.

 

Problem solving proses terakhir dan terpenting dari sebuah AI yaitu penyelesaian masalah. Kombinasi dari 2 kemampuan sebelumnya adalah faktor yang mendorong AI dapat menjawab sebuah pertanyaan atau menyajikan sebuah solusi. Selain itu, pada kemampuan ini juga AI dilatih untuk mengenali sebuah masalah atau perintah yang diberikan.

 

3 kemampuan tersebut saling bertumpang-tindih dan mengoptimalkan kinerja AI yang cepat. Meski terdengar sempurna, AI juga memiliki keterbatasan. Perintah-perintah yang terlalu kompleks atau di luar data yang diajarkan pasti tidak dapat AI mengerti. AI hanya akan kembali mengerti jika sudah diprogramkan oleh manusia.

 


Manusia dan AI hidup berdampingan-google-OpenAI.com

 

Jadi bagaimana? Apakah AI akan menggantikan manusia? Untuk saat ini belum semua pekerjaan bisa ditangani AI. Namun ancaman itu ada.

(Dara Nabila Salsabyla)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: