Mencicipi Ramen Otentik di Pasar Keputran

Mencicipi Ramen Otentik di Pasar Keputran

MENU PRIMADONA Juu Juu Ramen Bar, Miso Ramen yang gurih dan creamy-Radinka Daynara-dok pribadi

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Mengusung konsep yatai alias warung kaki lima ala Jepang, itulah yang menginspirasi dua sejoli Kiki dan Dea untuk mendirikan usaha kuliner ramen otentik dengan bahan-bahan lokal yang tentu saja mudah didapat dan cocok dengan lidah orang Indonesia.

--

Sepanjang jalan Urip Sumoharjo, Surabaya nampak berkilat-kilat sehabis diguyur hujan yang sempat bertandang. Malam itu 15 Februari 2023, Harian Disway menyempatkan waktu untuk mampir ke Pasar Keputran untuk mencicipi ramen otentik di dalam gang pasar.

Letaknya tidak terlalu jauh dari Indomaret Urip Sumoharjo. Masuk saja ke gang tepat sebelum Indomaret, tinggal lurus saja dengan mengendarai motor lalu di sebelah kiri Anda akan disapa oleh spanduk kecil bergambar mangkuk dengan tulisan katakana berbunyi "Juu Juu Ramen Bar".

"Spanduk itu digambar sendiri lho," kata Deana Michelle Lumintang yang akrab disapa dengan Dea, pasangan dari Mochammad Rizky Sanjaya atau akrab dipanggil Kiki.


POTRET PEMILIK Juu Juu Ramen Bar: Deana -Radinka Daynara-dok pribadi

Stand ramen itu tampak mencolok bila dibandingkan dengan tetangga sebelah maupun depan. Kain korden putih ala Jepang (noren) dengan logo Juu Juu Ramen Bar menutupi hampir separuh tinggi kios.

Ketika memasuki kios berukuran sekitar 3 meter persegi itu, rasanya seperti masuk ke dunia yang berbeda. Jajaran poster anime dan budaya pop Jepang terpampang di dinding, alunan musik city pop ala Jepang tahun 70-an mengalun samar-samar dari balik speaker bluetooth, dan tentu saja harum aroma dari kuah kaldu ramen yang tengah mendidih merebak ke seluruh ruangan. Sudah mirip kedai ramen di Jepang saja.

Dulunya, kedai ramen kecil ini berlokasi di Ruko Parkway MP 2/32, Kalisari, Mulyorejo. Namun, dengan pertimbangan prospek bisnis yang lebih baik, Kiki dan Dea memutuskan untuk pindah ke Pasar Keputran tepatnya beralamat di Stand PDAK, Pasar Jalan Urip Sumoharjo No. 20, Keputran.

"Dulu kita pakai konsep yatai, rombong ala-ala Jepang gitu. Tapi sekarang berhubung pindah ke pasar, ya udah kita bikin aja kayak kedai ramen di Jepang," pungkas Kiki.

Pemilihan lokasi di pasar bukan tanpa alasan. Kiki menilai, di lokasi sebelumnya relatif jauh dari tengah kota sehingga sering sepi pengunjung. Dengan memilih pasar sebagai lokasi yang baru, terlebih terletak di tengah kota Surabaya, diharapkan akan kebih banyak pengunjung yang datang.

Sementara itu, Dea yang tengah sibuk menyiapkan semangkuk ramen ikut menimpali, "Lagipula kalau buka di pasar semua bahan mentah tersedia, jadi nggak ada kata out of stock lagi kayak dulu."

Tak hanya konsep kedainya yang terinspirasi dari kedai ramen otentik Jepang, resep ramen yang dipakai pun mendekati resep ramen otentik ala Jepang. Mulai dari resep dashi atau kaldu untuk sup, chasu yang diganti dengan daging ayam, nori, hingga menma alias acar yang terbuat dari akar bambu semuanya diadaptasi menggunakan bahan-bahan lokal Indonesia.

"Karena chasu aslinya pakai babi, kita ganti pakai ayam karena mayoritas konsumen kita nggak makan babi," jelas Dea sembari menyodorkan pesanan saya.


Kolase foto kedai ramen Juu Juu Ramen Bar-Juu Juu Ramen Bar-Instagram.com/juujuuramenbar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: