Fisik Tak Sempurna, Tetap Bisa Berkarya
GUBERNUR JATIM Khofifah Indar Parawansa (kiri) berkomunikasi dengan penyandang disabilitas yang ikut dalam pelatihan kerja di UPT Balai Latihan Kerja Disnakertrans Jatim, Selasa, 14 Maret 2023.-Humas Pemprov Jatim-
SURABAYA, HARIAN DISWAY- Masyarakat penyandang disabilitas selalu termarginalkan. Penilaian negatif selalu mereka terima. Khususnya dalam mendapatkan lapangan pekerjaan. Sebagian besar perusahaan menganggap kaum itu tidak produktif dalam bekerja.
Namun, Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Jatim ingin berusaha mematahkan penilaian tersebut. Karena itu, mereka berusaha mengembangkan potensi penyandang disabilitas dengan membangun unit layanan disabilitas.
”Kami ingin mengurangi disabilitas akibat kecelakaan kerja. Kami buat program yang namanya return to work,” kata kepala Disnakertrans Jatim Himawan Estu Bagijo saat kickoff pelatihan berbasis kompetensi, Selasa, 14 Maret 2023.
Mereka pun menyiapkan dokter kejiwaan dan psikolog. Itu diperuntukkan masyarakat penyandang disabilitas karena kecelakaan kerja. Sebab, menurut Himawan, karena kondisi fisik yang cacat, para pekerja itu cenderung minder dalam mencari pekerjaan.
”Padahal, mereka kan punya potensi yang luar biasa. Sebelumnya, mereka juga sudah bekerja. Hanya karena pernah mengalami kecelakaan kerja yang berakibat fatal dari fisik mereka, akhirnya mental mereka mereka terganggu,” terangnya.
ULD yang dibangun Disnakertrans Jatim akan menggandeng semua komunitas disabilitas. Dinas itu juga bakal menggandeng beberapa perusahaan yang telah siap mempekerjakan tenaga kerja disabilitas.
”Pekerjaan rumah terbesar kami saat ini adalah menyiapkan lapangan pekerjaan untuk masyarakat disabilitas ini. Jadi, untuk sekarang kami belum memiliki target. Tapi, berapa pun yang kami bisa latih dan pekerjakan, akan kami lakukan,” tegasnya.
Dalam pelatihan berbasis kompetensi yang digagas UPT Balai Latihan Kerja Disnakertrans Jatim yang dibuka Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, beberapa penyandang disabilitas juga mengikuti pelatihan. ”Dalam satu tahun, kira-kira ada 86 penyandang disabilitas yang ikut pelatihan,” tambahnyi.
Total peserta pelatihan yang ikut dalam pelatihan itu 690 orang. Hanya 370 orang yang hadir secara langsung. Mereka berasal dari 16 UPT BLK dari berbagai daerah di Jatim. Total ada 569 paket pelatihan yang mereka ikuti. Pelatihan institusional 346 paket, pelatihan mutu 210 paket, dan pelatihan CPMI 13 paket.
Khofifah menambahkan, pelatihan tersebut akan meningkatkan dan mengembangkan kompetensi, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja.
Selain itu, dia ingin Jawa Timur memiliki potensi sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Karena itu, berbagai upaya terus mereka lakukan untuk meningkatkan produktivitas masyarakat.
Dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Agustus 2022 tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jatim tercatat 5,49 persen atau sebesar 1,26 juta orang. Angka tersebut terpantau turun 0,25 poin bila dibandingkan dengan 2021 yang ada pada angka 1,28 juta orang atau 5,74 persen.
Mengacu pada angka tersebut, Khofifah kembali mengingatkan bahwa upaya untuk mempertahankan tren positif harus terus dilakukan. Yakni, dengan keseimbangan antara jumlah job seeker dan job market. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: