Cheng Yu Pilihan Artis Olga Lydia: An Fen Sui Shi

Cheng Yu Pilihan Artis Olga Lydia: An Fen Sui Shi

Cheng yu Olga Lydia--

TAK ADA orang yang tak ingin bahagia dalam hidupnya. Kalau bisa, bahagia selama-lamanya, happily ever after, seperti penutup dongeng yang sering kita baca ketika masih belia. 

Tentu, tolok ukur kebahagiaan bisa berbeda-beda antara satu orang dengan yang lain. Ada yang mengukurnya dengan seberapa banyak kekayaan yang dipunya. Ada juga yang mengukurnya dengan seberapa tinggi jabatan atau seberapa besar kekuasaan yang ada di tangannya. Ini mungkin bisa kita namai dengan kebahagiaan yang ditakar dengan "ukuran material". 

Tetapi, tak jarang pula kita temukan orang-orang yang sudah bergelimang harta dan takhta yang didudukinya tak tergoyahkan, namun menderita stres yang berkepanjangan. Takut ada orang yang menyalip posisinya; khawatir ada orang yang mencuri benda-benda berharganya; kepikiran bagaimana kalau tiba-tiba Tuhan mencabut nyawanya ... dan seterusnya. 

Makanya, mereka yang mengukur kebahagiaan dengan "ukuran material", bisa jadi akan merasa can't relate dengan Bhutan yang bertahun-tahun menjadi negara paling bahagia di dunia. Padahal, Bhutan jelas tidak punya apa-apa selain kekayaan spiritual masyarakatnya.

Bila demikian, berarti kebahagiaan bukan terletak pada hal-hal kasatmata yang dipunya, melainkan pada bagaimana kita mensyukuri yang ada. 

Pasalnya, sebagaimana diwejangkan Sang Buddha dalam syair 338 Dhammapada, "Yathāpi mūle anupaddave daḷhe, Chinnopi rukkho punareva rūhati. Evampi taṇhānusaye anūhate, Nibbattatī dukkhamidaṃ punappunaṃ."

Yang artinya, "Sebatang pohon yang telah ditebang masih akan dapat tumbuh dan bersemi lagi apabila akar-akarnya masih kuat dan tidak dihancurkan. Begitu pula selama akar nafsu keinginan tidak dihancurkan, maka penderitaan akan tumbuh berulang kali."

Itulah mengapa Olga Lydia menjadikan ungkapan happiness is not a set of circumstances, but a set of attitude sebagai pegangan hidupnyi. Artis kenamaan ini ingin menjadi orang yang digambarkan novel klasik Hong Loumeng (红楼梦), "安分随时" (ān fèn suí shí): di manapun dan bagaimanapun kondisinya, senantiasa bersyukur dan berbahagia. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: