Jika Ditangkap, Trump ’’Ukir’’ Sejarah

Jika Ditangkap, Trump ’’Ukir’’ Sejarah

DONALD TRUMP berorasi di depan pendukungnya di Mohegan Sun Arena, Wilkes-Barre, Pennsylvania, 3 September 2022.-ED JONES-AFP-

NEW YORK, HARIAN DISWAY – Donald Trump sudah mencoba menyatukan para pendukungnya. Ia bilang bahwa akan ditangkap pada Selasa, 21 Maret 2023. Dan belum terjadi. Pada pendukung diminta bersiap untuk berdemo. Jika benar terjadi, muaranya ada dua. Yakni, sirkus politik Amerika Serikat atau pecahnya kerusuhan.

 

Banyak hal yang memang masih belum jelas. Yang terang, jika penangkapan dan kasus hukum itu bergulir, ini untuk kali pertama terjadi dalam sejarah. Bahkan, ’’makin bersejarah’’ karena politisi berumur 76 tahun itu sedang berkampanye. Trump ingin menguasai Gedung Putih untuk kali kedua.

 

BACA JUGA : Trump Berfirasat akan Ditangkap Soal Kasus Penyuapan Bintang Porno

BACA JUGA : Drama Amerika Menanti Penangkapan Trump

 

Memang, jaksa distrik Manhattan belum bicara sama sekali soal penangkapan. Tetapi, sinyal Trump pada Sabtu, 18 Maret 2023, tidak bisa dianggap main-main.

 

Bahkan, ada tanda-tanda yang cukup jelas.

 

Yang pertama, soal Stormy Daniel. Dia adalah bintang porno yang dituding pernah selingkuh dengan Trump. Karena itu, Trump menyuap Daniel untuk bungkam. Agar langkah Trump maju sebagai calon presiden pada 2016 bisa mulus. Nah, Daniel ini sudah dipanggil dan bekerja sama dengan juri pengadilan.

 


STORMY DANIEL di Linwood Dunn Theater, Los Angeles, California, 11 Mei 2022.-JC OLIVERA-GETTY IMAGES VIA AFP-

 

Yang kedua adalah tentang Michael Cohen, mantan penasihat hukum Trump. Cohen mengaku pernah membayar Daniel. Dan uangnya sudah diganti oleh Trump. Cohan sudah bersaksi di depan panel juri di Manhattan.

 

Tengara yang paling jelas adalah pada Trump yang pernah dipanggil untuk memberi kesaksian. Meskipun, Trump menolak.

 

’’Jaksa tidak pernah memanggil seseorang untuk bersaksi jika jaksa tidak punya rencana untuk menangkap seseorang,’’ kata Bennett Gerhsman, profesor hukum di Pace University yang juga mantan jaksa.

 

Tentu, proses hukum pada kasus penyuapan itu tidak bisa berjalan cepat. Proses awalnya bisa memakan waktu berbulan-bulan. Di sini akan dinilai kelayakan hukum pada kasus tersebut. Sebelum akhirnya masuk proses pemilihan juri.

 

Proses selanjutnya juga harus melewati alur hukum acara pidana. Termasuk mempersiapkan bagaimana proses penangkapan. Seyogianya, Trump memang menyerahkan diri kepada penegak hukum. Sebab, kasus yang menimpanya bukan kriminalitas jalanan. Terlebih, Trump adalah mantan presiden.

 

’’Kasus seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Belum ada panduan untuk itu,’’ kata Robert McDonald, mantan Paspampres yang kini menjadi profesor kriminologi di University of New Haven, kepada Agence France-Presse.

 

Kalau kasus hukum itu benar-benar bergulir, Paspampres—yang di AS disebut sebagai Secret Service atau Dinas Rahasia—harus bisa bermain cantik. Mereka harus mengatur jadwal khusus dengan jaksa distrik. Agar Trump benar-benar hadir di persidangan tetapi tanpa terlihat mencolok.

 

McDonald memperkirakan, tidak ada pemandangan Trump diborgol lalu berjalan ke luar pintu pengadilan.

 

Mantan jaksa federal Renato Mariotti punya usul skenario. Dalam cuitannya di Twitter, Sabtu, 18 Maret 2022, ia ingin Trump hadir secara sukarela di persidangan. Trump lalu didata sidik jarinya, ditahan, tetapi langsung dilepaskan dengan jaminan.

 

Menahan Trump memang berisiko. Ia punya nama besar. Pun sedang maju sebagai kandidat presiden pada 2024. Karena itu, kemungkinan besar Trump akan membayar jaminan dan tidak ditahan. ’’Tebakan saya, Trump tidak mungkin bermalam di tahanan,’’ ucap McDonald.

 

Shan Wu, mantan jaksa federal yang kini membuka kantor hukum partikelir, juga sepakat. Bahwa sebaiknya Trump menyerahkan diri. Agar kasus itu terlihat mulus seperti kejahatan kerah putih lainnya.

 

Yang harus diperhitungkan, Trump cenderung dramatis. Suka memberontak. Ia bisa menolak penahanan dan akan menantang Jaksa Distrik Manhattan Alvin Bragg untuk menangkapnya.

 

’’Kita bisa membayangkan perlawanan Trump demi politik dan citranya, untuk membuat dirinya tampak simpatik. Ini yang ditakutkan Bragg,’’ ucap Wu.

 

Lagipula, Trump sudah menyerukan pendukungnya untuk melawan. Dalam bahasa Trump, para pendukung harus berdemo untuk ’’merebut kembali bangsa AS’’. Ini mengingatkan pada kerusuhan 6 Januari 2021 ketika suporter Trump menyerbu Gedung Capitol karena tidak terima atas kekalahan Trump.

 


BARIKADE BESI yang disiapkan oleh Kepolisian New York di depan Pengadilan Manhattan, 20 Maret 2023. Aparat bersiap menghadapi demonstrasi pendukung Trump.-MICHAEL M. SANTIAGO-GETTY IMAGES VIA AFP-

 

Dan para pendukung Trump memang mudah dimobilisasi. Klub Pemuda Partai Republik New York sudah bersiap menggelar aksi di Manhattan. Mereka menyebutnya sebagai ’’aksi damai melawan serangan biadab Alvin Bragg.”

 

Para polisi masih terlihat anteng. Tetapi, sumber CNN mengatakan bahwa para penegak hukum bersiap menghadang aksi demonstrasi pendukung Trump. Walaupun ada risiko bentrokan. Sementara itu, polisi di Washington DC, tempat kerusuhan Gedung Capitol dua tahun lalu, mengatakan tidak ada potensi demonstrasi terkait Trump.

 

Kita tunggu saja… (Doan Widhiandono)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: