David Menderita DAI, Akan Stem Cell

David Menderita DAI,  Akan Stem Cell

Ilustrasi cedera otak.-Ilustrasi: Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Akibat lainnya setelah pasien sembuh adalah mengidap posttraumatic stress disorder (PTSD). Memori otak akan terus mengenang kejadian tindak kekerasan yang menyebabkan pasien menderita DAI. 

Bentuknya, pasien mengalami halusinasi. Takut, cemas, gelisah, bahkan depresi. Semuanya secara tiba-tiba. Tanpa penyebab. Itu disebabkan dampak bawaan DAI. Untuk itu, diperlukan terapi lanjutan.

David kini masih dirawat intensif di RS Mayapada, Setia Budi, Jakarta Selatan.

Kuasa hukum David, Mellisa Anggraeni, kepada pers, Rabu, 29 Maret 2023, mengatakan, David akan menjalani stem cell. Yakni, menyuntikkan sel-sel baru ke tulang belakang David agar tumbuh kembali normal.

Mellisa: ”Rencananya hari Minggu lalu. Malah sudah disuntikkan. Tetapi, kemudian dokter mengatakan, butuh observasi lebih lanjut. Kata dokter, stem cell akan dilaksanakan 4 April 2023. Stem cell itu, disuntikkan sel-sel baru ke belakang tulang sumsum David. Diharapkan, itu bisa regenerasi atau memperbaiki sel-sel yang rusak. Kurang lebih begitu.”

Dikutip dari Journal Springerplus, 2015, banyak penderita DAI yang menjalani terapi stem cell. Itu terapi canggih (untuk ukuran tahun 2015) penderita DAI.

Jurnal itu mengungkapkan, pemberian sel induk intratekal pada pasien dengan cedera otak traumatis akan meningkatkan aliran darah di otak. Itu menghasilkan dorongan angiogenesis dan meningkatkan suplai oksigen ke sel. Dengan cara tersebut, mekanisme penyembuhan bakal lebih cepat.

Satu-satunya hal menggembirakan pada kondisi David: Sudah bisa disuapi.

Melissa: ”Semalam saya dapat foto David udah bisa disuapkan makanan, walaupun masih yang ringan-ringan.”

Dilanjut: ”Perbaikan kognitif masih jauh belum baik. Tetapi, sudah ada perbaikan David itu tadinya matanya kosong banget ya. Sekarang fokusnya jarang dapet, tetapi sudah bisa mengikuti gerakan. Kalau tangan kita digerakkan ke matanya, mata David akan ngikutin, sehingga jadi kesadarannya yang mau dinaikkan, distimulasi oleh dokter melalui berbagai fisioterapi, seperti stem cell.”

Kondisi David dengan reaksi ayahnya seperti itu, tampaknya, sulit bagi keluarga Jonathan memaafkan Mario. Itu sudah dikatakan Jonathan kepada pers berkali-kali.

Bahkan, beberapa waktu lalu Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Reda Manthovani, mengatakan kepada pers, akan menawarkan restorative justice kepada keluarga David. Pernyataan itu tidak dikatakan secara langsung oleh Reda kepada keluarga David, saat Rida menjenguk David di RS Mayapada. Tidak. Tetapi, dikatakan Reda kepada pers.

Terbukti, pihak keluarga David menolak keras tawaran restorative justice (damai). Bahkan, mereka heran dengan tawaran tersebut. Sebab, dampak penganiayaan Mario ke David sangat parah.

Tapi, perkara itu belum disidangkan. Bagaimana yang terjadi di sidang nanti, kita tunggu saja. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: