Ada Barang yang Hilang, Keluarga Curiga Pembunuhan

YULIANI Subekti (kanan) memegang foto Valentino Tandjung, anak tercintanyi semasa hidup. -Michael Fredy Yacob-
SURABAYA, DISWAY.ID- MeninggalnyaValentino Tandjung masih menjadi misteri hingga kini. Walau, jenazahnya kini sudah dimakamkan secara layak. Namun, Yuliani Subekti, ibu kandung pria berusia 16 tahun itu, meyakini anaknyi tidaklah bunuh diri. Tetapi, menjadi korban pembunuhan.
Kesimpulan itu diberikan perempuan berusia 44 tahun tersebut lantaran ada beberapa kejanggalan. Terutama saat putra tunggalnya itu ditemui kali pertama dalam posisi tergantung di sebuah pohon di lahan kosong, belakang Transmart, Jalan Kali Rungkut, Rabu (20/4).
Semua itu diungkapkan ibunda Valen di rumahnyi. Jalan Kalirungkut No 33. Rumah itu tidak jauh dari lokasi penemuan mayat Valen. Rumah tersebut ada di dalam gang kecil. Lebarnya sekitar 1 meter. Hanya satu motor yang dapat melintas di sana. Rumahnya tidak mewah.
Sambil sesekali meneteskan air mata, Yuliani menceritakan kecurigaannyi kepada Harian Disway. Keyakinan itu didasari karena ada beberapa barang korban yang hilang. Sebab, sebelum dilaporkan hilang pada 6 Maret 2022, anaknyi sempat membawa uang tabungannya.
Bahkan, uang itu sebelumnya dirapikan sendiri oleh Valen. Juga, ada uang dari pemberian om dan tantenya. ”Saat anak saya berangkat sekolah, saya lihat ia bawa dompetnya. Uangnya banyak. Valen kan baru ulang tahun. Jadi, dapat hadiah uang tunai dari om dan tantenya. Semua itu tidak ada,” katanyi.
Kejanggalan lainnya, saat jasadnya ditemukan, layar ponsel anaknyi itu dalam kondisi retak. Sebelumnya, ponsel Valen dalam kondisi bagus. Tak hanya itu. Dia juga tidak mengenali celana pendek yang digunakan anaknyi.
Cara Valen mengenakannya juga dianggap sangat janggal. Sebab, anaknyi itu tidak pernah memakai celana panjang, kemudian dirangkapi dengan celana pendek. Juga, saat ditemukan, kaki kanannya tidak mengenakan kaus kaki. Hanya bagian kiri. ”Kalau sepatu lepas semua,” bebernya.
Pun, saat ditemukan, kondisi gigi bagian depan korban juga banyak yang sudah lepas. Dia meyakini bahwa anaknya diduga sempat dipukuli, sebelum akhirnya digantung di pohon lamtoro belakang Transmart.
”Katanya, bagian gigi itu lama proses pelepasannya, butuh bertahun-tahun. Kalau gigi Valentino yang diperkirakan mati cuma baru sebulan, giginya rontok itu juga ganjil,” ungkapnyi.
Terakhir, kalau orang bunuh diri, pasti kakinya tidak akan menapak bumi. Padahal, jasad anaknyi dalam posisi duduk dengan kaki yang dilipat ke belakang. Tangannya juga menggantung di sebuah dahan. Kepalanya mendongak ke belakang.
Kalaupun Valen harus menggantung di pohon lamtoro, pasti pohon itu akan patah. Sebab, dahannya tidak begitu besar dan kuat. Valen memiliki perawakan tinggi besar. Berat badannya 70 kilogram dan tinggi sekitar 170 sentimeter.
”Kalau melihat kejanggalan itu, tidak mungkin anak saya bunuh diri. Sebelum hilang, Valen juga terlihat sangat ceria. Tidak pernah merenung dan merasa stres atau terlihat punya masalah dengan orang. Karena ia itu anaknya sangat pendiam,” bebernya.
Ia berharap agar polisi kembali membongkar kasus meninggalnya anaknyi itu. Dia tidak mau ada anak lain yang bernasib sama dengan anaknyi. ”Saya ingin anak-anak bisa hidup bahagia. Jangan ada lagi Valen lain yang bernasib sama,” tegasnyi.
Sebelumnya, Kanitreskrim Polsek Rungkut Iptu Djoko Soesanto mengungkapkan, kesimpulan sementara tim di lapangan, tak ada tanda kekerasan dalam jasad yang sudah jadi tengkorak tersebut. ”Korban meninggal dunia karena gantung diri,” ucapnya. (Michael Fredy Yacob)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: