Cheng Yu Pilihan Komisaris Independen ICBC Indonesia Hendra Widjojo: Jia Jia You Ben Nan Nian de Jing

KITA lumrah dengan ungkapan "rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau." Sayangnya, kendati sebenarnya bersifat netral, kata-kata ini sekarang agaknya telah mengalami peyorasi: sering diartikan dengan konotasi negatif untuk mengatakan istri orang tampak lebih cantik ketimbang istri sendiri. 

Walau begitu, kalimat tersebut menunjukkan kecenderungan manusia dari dulu sampai sekarang: senantiasa membandingkan dirinya dengan yang berada di atasnya. Siapa yang lebih kaya dari saya? Siapa yang lebih berkuasa dari saya? Siapa yang lebih berpengaruh dari saya? Siapa yang lebih rupawan dari saya? Dan seterusnya. 

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Tan Ka Siong: Tian Wang Hui Hui, Shu Er Bu Lou

Dorongan alamiah untuk menilai dan membandingkan diri dengan yang lain inilah yang kemudian oleh Leon Festinger (1919–1989), psikolog ternama Amerika, dikembangkan menjadi sebuah teori yang disebut teori perbandingan sosial (social comparison theory). 

Menganggap orang lain lebih beruntung dari kita, tentu tidak selamanya buruk. Sebab, itu bisa memotivasi kita untuk terus memompa semangat agar bisa menyamai atau bahkan melampaui orang yang dianggap lebih tadi. Namun, perlu diingat, itu juga bisa menjadikan kita minder dan kurang mensyukuri apa yang telah dimiliki. 

Lantas, apakah lebih baik melihat ke bawah saja? Ada kalanya iya. Tetapi, ini pun ada efek negatifnya: kita akan terlalu mudah puas, sehingga ogah naik ke tangga yang lebih tinggi lagi. 

Bila sudah begini, barangkali kita perlu menempuh jalan tengah. Menyadari bahwa, sebagaimana pitutur luhur Tiongkok klasik yang dipegang teguh Hendra Widjojo, komisaris independen PT Bank ICBC Indonesia, "家家有本难念的经" (jiā jiā yǒu běn nán niàn de jīng): setiap individu, mempunyai permasalahan dan kekurangannya masing-masing. (*)

 

Sumber: