Jumat Agung Pertama Pasca Pandemi

Jumat Agung Pertama Pasca Pandemi

Prosesi penjamuan Kudus dengan minuman di ibadah Jumat Agung di Gereja Toraja Jemaat Surabaya, Jawa Timur, Jumat (7/4/2023).-Moch Sahirol Layeli-

SURABAYA, HARIAN DISWAY- Meja panjang berbaris rapi di tengah ruang ibadah Gereja Toraja jemaat Surabaya. Jika dilihat dari atas, barisan meja itu berbentuk salib. Meja itu akan digunakan sebagai tempat perjamuan kudus

Secara bergantian, jemaat duduk di sekitar meja itu untuk menjalankan sakramen kudus itu. Kapasitasnya hanya sekitar 30 orang saja. Perjamuan itu dipimpin Jon Adi Palimbong. Ia berdiri di depan meja tersebut. Menjelaskan makna dari sakramen tersebut.

Ini tahun pertama ibadah Jumat Agung tanpa pembatasan karena pandemi Covid-19. Bisa menjalankan sakramen perjamuan kudus dengan bebas. Gereja itu pun terisi penuh tanpa ada jarak. Walau, sebagian besar jemaat masih menggunakan masker.

Ibadah Jumat Agung itu, gereja itu membacakan tiga kitab. Di antaranya: Yesaya 52:13-53:12, Ibrani 10:1-25 dan Yohanes 18:38b-19:30. Dengan tema: Pengorbanan-Nya Membuka Jalan Baru.

“Paskah itu bicara mengenai pengorbanan. Bagaimana Yesus berkorban untuk dosa manusia. Implikasinya, adalah bagaimana kita sebagai anak bangsa untuk saling menopang dalam hidup ini,” kata Jon, Jumat, 7 April 2023.

Hal yang mendasari pengorbanan itu adalah kasih. Itulah yang diperingati dalam perayaan Jumat Agung dan paskah nanti yang diperingati Minggu, 9 April 2023. Kasih itulah pertama kali sudah diterapkan oleh Yesus dengan dengan mati di kayu salib menebus dosa manusia.

Itu pun menjadi ibadah Jumat Agung paling istimewa bagi Jon. Karena, bisa melewati masa kelam saat diterjang pandemi Covid-19. “Sekitar tiga tahun kita tidak bisa ibadah bersama. Ini momen yang luar biasa,” ungkapnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: