Chaos Israel, Pemerintahan Benjamin Netanyahu Terancam

Chaos Israel, Pemerintahan Benjamin Netanyahu Terancam

Demonstrasi di Jalur Gaza.-Mohamed Abed/AFP-

HARIAN DISWAY - Keamanan Israel semakin memprihatinkan. Kondisi itu menimbulkan pertanyaan apakah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bakal terguling dari jabatannya.

Puncak keributan terjadi di Tel Aviv. Kota itu diserang roket dari Lebanon, Palestina, dan Suriah. Serangan ini terjadi setelah pasukan Israel menyerbu Masjid Al Aqsa dan menangkap 350 jamaah yang sedang beribadah di dalamnya.

Selain serangan roket, serangan terhadap Masjid Al Aqsa juga memicu kemarahan internasional. Negara patron di Timur Tengah, Arab Saudi, telah mengecam aksi Israel.

Di sisi lain, ancaman keamanan langsung mulai menargetkan warga Israel. Pada hari Jumat, tanggal 7 April 2023, Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Galant memeriksa lokasi serangan penembakan yang terjadi sehari sebelumnya yang menewaskan kakak beradik Maia dan Rina Dee.

Netanyahu menyatakan, "Untuk menghadapi tantangan ini, kami berdiri bersatu, yakin akan kebenaran kami. Kami akan bertindak bersama dengan dukungan total untuk pasukan kami," seperti yang dikutip dari The Guardian.

Namun, janji Netanyahu dalam kasus pembunuhan ini mungkin sulit ditepati. Pemerintah Israel juga mengalami kerusuhan dalam negeri yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang dipicu oleh rencana pemerintah untuk merombak sistem peradilan.


Serangan balasan Israel ke Gaza 7 April 2023.-Al Jazeera-

Puluhan mantan pejabat senior pertahanan, keamanan, dan intelijen menentang proposal Netanyahu yang dianggap merusak mahkamah agung dengan alasan anti-demokrasi. Bahkan cadangan militer Israel pun turut bergabung dalam protes penolakan itu dan mengatakan mereka akan mogok berdinas.

Bocoran dokumen Pentagon yang muncul pada Sabtu, 8 April 2023 menunjukkan bahwa Mossad, agen mata-mata Israel, mendorong stafnya dan masyarakat Israel untuk berpartisipasi dalam gerakan protes. Ini menambah persepsi di kalangan musuh Israel bahwa perselisihan internal semacam itu menjadi sebuah peluang.

"Mengaburkan aturan dan mengancam demokrasi kami, seperti yang dilakukan oleh Netanyahu, merupakan ancaman langsung terhadap keamanan Israel. Plot obsesifnya untuk menjungkirbalikkan demokrasi Israel membuat musuh kita menonton dan pencegahan kita melemah," kata Moshe Ya'alon, mantan menteri pertahanan dan kepala staf IDF, dalam pidatonya di sebuah protes di Tel Aviv.

Meskipun Netanyahu dianggap berhasil dalam hal keamanan, ia saat ini menghadapi tekanan besar dan kemungkinan akan kehilangan posisinya sebagai Perdana Menteri. "69 persen pemilih memberi pemerintah nilai buruk pada 100 hari pertamanya menjabat," menurut jajak pendapat yang dirilis oleh Channel 12 Israel pada Minggu, 9 April 2023. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: