Melihat Proses Rukyatul Hilal di One Icon Residence Surabaya

Melihat Proses Rukyatul Hilal di One Icon Residence Surabaya

Moh Imron Rosyadi, perwakilan PCNU Surabaya mengecek alat untuk melihat hilal di One Icon Residence Surabaya, Kamis, 20 April 2023-Andika Bagus Priambodo-Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Teleskop bermerek Nikon menghadap arah barat. Diletakkan di rooftop One Icon Residence, Tunjungan Plaza 6, Surabaya. KH Dr Moh Imron Rosyadi, tim falakiyah PCNU Surabaya melihat ke arah lensa kecil, untuk mengetahui posisi hilal.

"Bagaimana Pak, apakah terlihat?" tanya Catur Anang Hutoyo dari Pengurus Daerah Muhammadiyah. Keduanya menjadi saksi rukyatul hilal pada 20 April 2023. Imron mengangguk sembari tersenyum. "Tidak terlihat, pak. Tertutup mendung tebal," katanya. Catur pun bergantian melihat ke arah teleskop itu. "Iya, tidak terlihat," ungkapnya.

Di rooftop One Icon Residence, berbagai ormas agama dan masyarakat hadir. Seperti NU, Muhammadiyah, LDII, MDI, FKUB dan sebagainya Termasuk dari Kemenag, MUI, dan perwakilan pemerintah Kota Surabaya. "Sore ini Alhamdulillah kita semua berkumpul dalam persaudaraan, dalam ikhtiar rukyatul hilal," ungkap Dr H Pardi, kepala Kemenag Surabaya.

Ia menyebut bahwa manusia wajib berikhtiar. Hilal tampak atau tidak, itu merupakan kuasa Allah. Seperti diketahui, Muhammadiyah menerapkan pelaksanaan Idulfitri pada 21 April 2023. Berbeda dengan versi pemerintah yang menetapkan Idulfitri pada 22 April.

Perbedaan itu merupakan hal yang tidak dapat dihindari karena perbedaan kriteria dalam metode hisab (perhitungan) dan rukyat (pengamatan) bulan baru kamariah. Muhammadiyah menggunakan kriteria Wujudul Hilal. Yakni Matahari terbenam lebih dahulu daripada bulan walaupun hanya berjarak satu menit atau kurang.

Sementara pemerintah Indonesia kini memakai kriteria Imkan Rukyat (visibilitas hilal) dengan kriteria, tinggi minimal hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat yang disingkat 3-6,4. Ahmad Thoha, kepala Pengadilan Agama Surabaya, menyebut bahwa terdapat 101 masjid di Surabaya yang telah berkoordinasi dengan Kemenag. "Jumlah 101 masjid itu adalah masjid Muhammadiyah. Ada yang melaksanakan besok karena perhitungan hisab, tidak apa-apa. Wajib dihormati," ungkapnya.

"Apa pun hasilnya, jika ada perbedaan, maka itu sunnah. Kita harus tetap rukun," sahut Pardi. Usai kedua saksi rukyatul hilal mengamati posisi hilal melalui teleskop, Kemenag melakukan sidang penetapan. Kedua saksi duduk di hadapan hakim yang dipimpin Pardi. 


Sidang penetapan hasil rukyatul hilal di One Icon Residence, Surabaya, 20 April 2023.-Andika Bagus Priambodo-Harian Disway-

Sidang itu menetapkan bahwa kedua saksi tidak dapat melihat hilal karena cuaca mendung. "Kami menetapkan, kedua saksi tidak berhasil melihat rukyatul hilal pada bulan Syawal," ungkap Pardi. Hasil dari putusan itu akan dibawa ke pusat, kemudian disatukan dengan hasil pengamatan hilal dari daerah lain.

"Tentu menunggu daerah lain juga. Seperti daerah-daerah di Jawa Timur. Kalau di Tuban, hilalnya sudah terlihat," ujar Imron. Setelah semua informasi disatukan, maka akan digelar sidang isbat penentuan hilal 1 Syawal 1444 H penetapan Hari Raya Idul Fitri 2023 oleh Kemenag pusat. "Rencana sidangnya malam ini juga. Cepat, kok. Apalagi sekarang sudah canggih. Kirim data tak perlu menunggu-nunggu lagi," katanya. 

Penetapan Idulfitri kerap berbeda di negeri ini. Tapi justru itulah yang menjadikan Indonesia unik. Meski beragam, satu sama lain dapat saling menghormati. (*) 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: