Siswi SMP di Surabaya Dicekoki Miras dan Diperkosa hingga Hamil 5 Bulan

Siswi SMP di Surabaya Dicekoki Miras dan Diperkosa hingga Hamil 5 Bulan

Setelah melakukan pemeriksaan dan dari hasil otopsi, pihak kepolisian memastikan anak PJ Gubernur Papua alami kekerasan seksual. --

SURABAYA, HARIAN DISWAY  - Gadis (bukan nama sebenarnya) kini tengah hamil 5 bulan. Bukan karena pergaulan.

 

Remaja warga Kelurahan Bubutan, Surabaya yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Surabaya ini, adalah korban pemerkosaan dua pemuda di kampungnya. 

 

Ceritanya, pada Desember 2022, Gadis diajak oleh tetangganya membeli makan. Dalam perjalanan pulang, mereka singgah di sebuah rumah. Ternyata di dalam rumah tersebut, ada 3 pemuda yang sedang asik berpesta minuman keras (miras).

 

Gadis dipaksa untuk ikut minum. Karena tidak pernah meminum minuman beralkohol, putri sulung dari tiga bersaudara itu pun langsung pusing. Dua dari tiga pemuda yang sudah mabuk itu, memanfaatkan situasi tersebut. Keduanya langsung melampiaskan nafsu bejatnya kepada Gadis.

 

BACA JUGA:Pelayanan KA Makin Diminati Warga, Okupansi Penumpang Naik 38 Persen

 

BACA JUGA:Dirut Pertamina Pantau Pemenuhan Kebutuhan BBM Arus Balik Dari Command Center

 

Kisah pilu itu baru terungkap saat lebaran Idul Fitri kemarin. Ibu Gadis curiga dengan gerak gerik anaknya. Ya, kandugan Gadis semakin membesar. Sudah tidak bisa disembunyikan lagi. Dengan hati-hati ibu Gadis mengorek informasi. Sang ibu tidak ingin menyinggung perasaan anaknya. Cara itu berhasil. Gadis akhirnya mengaku.

 

Kemudian kasus ini sampai di telinga anggota DPRD Kota Surabaya Imam Syafi’i. Anggota Komisi A ini pun langsung melakukan advokasi.  “Saya mendapat informasi dari tim saya. Kemudian saya menghubungi orang tua korban. Kami melakukan pendampingan terhadap korban,” ujar Imam Syafi’i saat dihubungi Harian Disway, Rabu malam, 26 April 2023.

 

Selasa kemarin, kasus itu telah dilaporkan ke Polrestabes Surabaya. Korban juga telah divisum di RS Bhayangkara Polda Jatim. Namun, usai menjalani visum tiba-tiba kondisi kesehatan Gadis menurun. Sehingga harus rawat inap di RSUD Soewandi. 

 

BACA JUGA:AKBP Achiruddin Hasibuan Dicopot Buntut Kasus Penganiayaan Ken Admiral

 

“Saya komunikasi juga dengan Direktur RS Soewandi, dokter Billy. Saya cerita korban ini dari keluarga tidak mampu. Ayahnya bekerja serabutan. Sedangkan ibunya mengamen. Alhamdulillah dokter Billy langsung care,” ungkap politisi Partai Nasdem ini.

 

Selanjutnya, Imam juga berkoordinasi dengan Ida Widayati Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya. Imam meminta agar Dinas juga turut membantu dalam pemulihan luka psikis korban. “Sama seperti dokter Billy, bu Ida juga merespon dengan cepat. Timnya sudah berdialog dengan korban dan keluarganya,” papar Imam.

 

Mantan jurnalis itu juga bercerita bahwa Gadis memiliki semangat yang tinggi untuk tetap bersekolah. Sampai-sampai saat akan diopname pun, sebenarnya Gadis menolak. Ia tidak ingin pendidikannya terhenti.

 

BACA JUGA:Surabaya Duduki Peringkat Pertama Pelanggaran THR

 

“Sudah saya sampaikan kepada kepala sekolahnya dan Dinas Pendidikan. Supaya dipikirkan juga soal kelanjutan pendidikan korban. Jangan sampai karena kasus ini, ia kembali menjadi korban. Dia harus tetap bisa mendapatkan pendidikan,” ucapnya. 

 

Harapannya, kesehatan fisik dan psikis Gadis segera pulih. Polisi juga secepatnya bertindak untuk mengamankan para pelaku.

 

“Peredaran minuman beralkohol harus ditindak tegas. Kejadian ini juga terjadi karena mudahnya mendapatkan minuman sampai ke gang-gang kecil. Generasi muda kita juga jadi hancur. Polisi dan Satpol PP jangan melakukan pembiaran,” tegas Imam.(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: