Gagal Capres, Pintu untuk Puan

Gagal Capres, Pintu untuk Puan

Ilustrasi Ganjar Pranowo dan Puan Maharani.-Ilustrasi: Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

KESEMPATAN emas Puan Maharani untuk meraih tiket capres sudah hilang. Apa yang harus dia lakukan setelah kesempatan menghuni istana itu terlewati?

Bisa dikatakan, Pilpres 2024 seharusnya menjadi peluang terbaik bagi putri pasangan Megawati Soekarnoputri dan Taufik Kiemas itu.

Mengapa?

Sebab, bekal pengalaman sudah ada. Di eksekutif, Puan sudah pernah merasakan saat menjadi menteri koordinator PMK (pembangunan manusia dan kebudayaan). 

Di legislatif, dia sudah mencapai puncak, sebagai ketua DPR, jabatan saat ini.

Di partai, jabatan ketua DPP PDIP sudah. Bahkan, dia bisa disebut sebagai orang berpengaruh nomor dua di partai terbesar itu. Sudah sering mewakili ibunyi di acara kepartaian.

Secara usia, dia juga sudah masuk. Perempuan kelahiran 6 September 1973 itu memasuki usia 51 saat pilpres nanti. Sama dengan usia Jokowi saat awal nyapres.

Ibarat pembalap, Ganjar Pranowo yang meraih tiket capres itu masuk di tikungan terakhir. Pasalnya, saat ulang tahun ke-50 PDIP, 10 Januari 2023, nama Puan masih kuat. Dalam pidato politiknyi, Mega membeberkan kehebatan pahlawan-pahlawan  perempuan. Banyak yang membaca itu sebagai isyarat yang jelas untuk Puan. Sementara itu, Ganjar di acara tersebut tak mendapat panggung.

Upaya untuk membangun citra Puan sangat masif pada 2022. Ribuan baliho bergambar ketua DPR tersebar di seluruh tanah air. 

Para kader elite PDIP melakukan berbagai cara untuk mendukung putri Mega tesebut. Misalnya, muncul gerakan ”Dewan Kolonel” yang dibentuk para anggota Fraksi PDIP.  Secara terbuka, Dewan Kolonel yang dimotori Johan Budi dan Trimedya Panjaitan itu pro-Puan. 

Bahkan, Trimedya secara terbuka membangun narasi yang menyebut Ganjar sebagai gubernur Jateng tak punya prestasi. Beberapa acara PDIP di Jateng tanpa kehadiran Ganjar. 

Kelihatannya Ganjar mulai di atas angin setelah Megawati dan Jokowi bertemu di istana. Tak terbendung lagi lantaran survei selalu memihak Ganjar. Nama Puan di survei tidak beranjak dari papan bawah dan tengah. 

Yang menjadi pertanyaan sekarang, ke mana Puan setelah gagal mendapat tiket capres? Satu-satunya ialah harus menjadi ”penguasa” di PDIP di masa depan.

Megawati yang sudah lima periode menjadi ketua umum PDIP sudah berkali-kali mengisyaratkan adanya regenerasi. Apalagi, usia Mega saat ini sudah mencapai 76 tahun. Tahun depan, saat kongres (bila tak berubah karena periode sekarang 2019–2024), usia Mega mencapai 77 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: