Mudik Transformatif
Ilustrasi mudik dan arus balik Lebaran.--
Ada yang cerita tentang kamar mandi yang sudah menggunakan kloset duduk. Kan makin banyak mereka yang tak bisa pakai kloset jongkok. Sudah pakai sprayer. Tapi, tetap saja disediakan timba plastik dan gayung. Ada juga yang bercerita tentang pintu tembok yang unik yang konon bisa tembus ke Hoghwart. Sekolah sihir dalam film Harry Potter.
Dus, mudik menjadi sesuatu yang fun. Sesuatu yang lucu-lucuan. Terkadang receh. Atau sesuatu yang simpel-simpel. Seperti cara berpikir generasi sekarang. Lebih rasional. Yang emosional. Boleh jadi masih ada nilai emosionalnya. Tapi, itu dikemas dalam peristiwa yang terkesan receh dan menyenangkan. Mudik yang mengasyikkan.
Transformasi mudik ini tidak harus ditanggapi dengan perspektif agama sebagai keyakinan. Mudik Lebaran dan halalbihalal harus dilihat sebagai peristiwa sosiologis. Sebagai ekspresi dari realitas keberagamaan. Menjadi bagian dari tafsir akan keyakinan atau teks dalam agama.
Sehingga menjadikan agama dan beragama sebagai sesuatu yang mengasyikkan. Bukan yang menegangkan. Apalagi, sampai menimbulkan konflik yang berkepanjangan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: