Perubahan Jadi Tantangan Pendidikan Vokasi
Ilustrasi pendidikan vokasi.--
Industri juga harus bisa menyediakan kesempatan magang bagi para pelajar dan mahasiswa vokasi minimal satu semester. Program magang itu –yang kini dikemas dalam Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) – harus disiapkan secara serius agar mahasiswa benar-benar memperoleh keterampilan dan pengalaman yang mendukung capaian pembelajaran lulusan (CPL) mahasiswa.
Yang tak kalah penting adalah menyiapkan sertifikasi kompetensi bagi lulusan vokasi. Itu penting agar mereka nanti bisa diterima di industri-industri besar yang mensyaratkan sertifikasi kompetensi. Juga, agar bisa bekerja di industri asing atau luar negeri.
Hal yang tak kalah penting adalah adanya komitmen dari industri untuk menyerap lulusan vokasi, yakni mereka terlibat langsung di dalam proses pembelajarannya. Dengan terlibat langsung, selain memperoleh SDM yang sesuai kebutuhan, industri juga efisien dalam rekrutmen tenaga kerja. Sebab, industri sudah tahu persis kualitas calon tenaga kerja karena mereka ikut serta dalam proses pendidikannya.
Dengan demikian, jika program link and match itu bisa diwujudkan pada seluruh pendidikan vokasi, masa depan anak-anak muda itu akan cerah, dan pendidikan vokasi bisa menjalankan pendidikan dengan baik. Di sisi lain, industri diuntungkan dengan tersedianya SDM unggul sesuai kebutuhan.
Jika hal tersebut bisa diwujudkan, paradoks investasi yang mengancam ketenagakerjaan kita di masa depan bisa diatasi. Investasi harus berdampak pada penyerapan tenaga kerja sehingga pengangguran terus bisa ditekan. Lulusan vokasi harus bisa mengisi kebutuhan tenaga kerja dari investasi-investasi di berbagai sektor industri di masa depan. (*)
Tika Widiastuti, Wakil Dekan I (Akademik, Mahasiswa, dan Alumni) Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: