Zulhas Buka Wacana Empat Capres

Zulhas Buka Wacana Empat Capres

Zulkifli Hasan (kanan) bersama Presiden Jokowii di Lampung. -Kemendag-

JAKARTA, HARIAN DISWAY - ENTAH apa yang dibicarakan saat para elite parpol bertemu belakangan ini. Setiap hari berbagai manuver politik dipertontonkan kepada publik. Nyaris tak ada perkembangan yang signifikan yang disampaikan kepada publik terkait hasil pertemuan itu, 

Waktu pendaftaran capres  yang masih enam bulan dimanfaatkan untuk menjajaki berbagai kemungkinan koalisi. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan meyakini bakal ada empat koalisi yang mengusung empat pasangan capres dan cawapres.

Saat ini sudah ada tiga koalisi yang terbentuk. Yaitu Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang terdiri dari PKB dan Partai Gerindra. Kemudian Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibentuk PAN bersama Golkar dan PPP. Terakhir, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) digawangi Partai Nasdem, PKS, dan Partai Demokrat.

"Tapi, koalisi yang terbentuk sekarang belum bisa dipastikan akan bertahan," ujar menteri perdagangan itu kepada wartawan dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi media, di Jakarta, Kamis, 4 Mei 2023. Artinya, kemungkinan perubahan koalisi masih terbuka. Entah formasi koalisi atau bahkan adanya koalisi baru.

Apalagi, dinamika yang terjadi di antara partai-partai yang berkoalisi pun cukup rumit. Pertama, PPP yang tergabung dalam KIB justru memutuskan mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres yang diusung PDI Perjuangan. Dan belum diikuti oleh dua partai dalam KIB yaitu PAN dan Golkar.

KKIR sampai saat ini juga belum memastikan capres dan cawapres. Gerindra dan PKB terkesan alot dan mengulur-ulur. Sementara Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar belakangan menerima kunjungan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan berkunjung ke Cikeas.

Zulhas–sapaan karib Zulkifli Hasan–menegaskan bahwa tiga koalisi sama-sama belum matang. Bahkan memperkirakan konsolidasi koalisi baru memuncak satu hingga dua bulan ke depan.  ”Jadi masih lama. Bisa berubah. Tidak bisa, partai A dan B dianggap sudah matang. Yang sudah pasti itu kalau sudah didaftarkan,” ujarnya.

Termasuk KPP yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres sejak akhir 2022. Tetapi, hingga kini belum mendeklarasikan nama calon pendamping mantan gubernur DKI Jakarta itu. Juga dua kandidat capres terkuat lainnya, Ganjar dan Prabowo yang sama-sama belum diumumkan pendampingnya.

Menurut Zulhas, dinamika politik yang terjadi saat ini merupakan hal yang wajar. Sebab, setiap partai memiliki tujuan perjuangannya masing-masing. Setiap partai berusaha mengusung ketua umum masing-masing untuk maju di kontestasi pilpres. Entah menjadi capres maupun cawapres. 

”Semua adalah seni untuk mendapatkan pasangan-pasangan yang tepat. Tetapi belum bisa, A dan B, itu belum bisa,” lanjutnya. Memang sudah ada tiga nama capres yang muncul ke permukaan. Tetapi, Zulhas meyakini Golkar bakal sekuat tenaga mengusung Airlangga untuk membentuk satu pasangan lagi.

Sebab, elektabilitas Golkar tak bisa diremehkan. Bertengger di bawah PDI-Perjuangan dan Gerindra. Selain itu, Musyawarah Nasional Golkar 2019 pun telah memutuskan Airlangga diusung menjadi capres di Pilpres 2024.

”Kalau itu terjadi, berarti bisa empat pasangan. Jadi empat pasang itu sesuatu yang mungkin terjadi,” ujar Zulhas. Empat pasangan tentu bakal meramaikan kontestasi. Tetapi, bagi Zulhas, yang paling penting semua pasangan harus memberi pencerahan. Bukan saling menghancurkan dan memenjarakan.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs A. Khoirul Umam menilai posisi Golkar saat ini ibarat layangan putus. Cukup limbung lantaran berpotensi ditinggal mesin suaranya. Yakni KIB yang sejak awal didorong untuk pengusungan Airlangga sebagai capres.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: