Tim Ahli Tiongkok Periksa Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Tim Ahli Tiongkok Periksa Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Tim ahli dari Tiongkok melakukan inspeksi. --

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Tim ahli kereta cepat Tiongkok akhirnya turun tangan. Merekamelakukan pemeriksaan terhadap kemajuan konstruksi, persiapan operasi, serta lingkungan operasional di sepanjang rute KCJB. 

Tim tersebut terdiri dari lebih dari 10 kelompok profesional, termasuk desain, konstruksi, operasi, pengawasan, keselamatan, dan perusahaan Tiongkok. Dilakukan pemeriksaan terhadap kemajuan konstruksi, persiapan operasi, serta lingkungan operasional di sepanjang rute KCJB. 

Sekitar pukul 09.00, lebih dari 50 ahli kereta cepat naik kereta rel dari Stasiun Halim untuk melakukan pemeriksaan pada kereta cepat Jakarta-Bandung secara menyeluruh. Mereka melakukan inspeksi dan evaluasi terhadap tiga stasiun yaitu Karawang, Padalarang, dan Tegalluar, serta depo. Juga memeriksa kondisi lereng subgrade, penutupan jalur, sound barrier, substation, dan sistem pengamanan di sepanjang jalur kereta cepat. 

Meskipun konstruksi keseluruhan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung berjalan dengan baik. Namun setelah dilakukan inspeksi langsung selama sehari oleh tim ahli, terdapat tantangan dalam hal progres konstruksi dan pengamanan di sepanjang jalur kereta cepat.

Jembatan tol di sebelah selatan Jakarta-Cikampek melintasi jalur kereta cepat di titik DK53+040 (pemilik proyek PT. JJT dan kontraktor Waskita). Namun, pekerjaan timbunan lereng, perlindungan, dan drainase sementara di bawah jembatan serta fondasi pembatas, jaringan anti-lemparan dan penutup antara dua sisi yang ada di atas jembatan tidak dilaksanakan sesuai desain. 

Progres konstruksi sangat terlambat. Hal ini menyebabkan kerusakan berat pada lereng subgrade kereta cepat dan lalu lintas dibawah jembatan membahayakan keselamatan kereta cepat. Situasi ini juga memengaruhi waktu test & commissioning kereta cepat.

Dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, meskipun telah memasuki tahap akhir, namun kemajuan konstruksi di area stasiun yang dibangun oleh perusahaan lokal Indonesia masih tertinggal. Ada keterlambatan dalam penguatan lereng subgrade, instalasi sound barrier, dan juga masih terdapat puing-puing mengambang lunak dan keras di sepanjang jalur. 

Juga dilakukan penyegelan sumur pemompa air tanah dalam jarak 200 meter, pembersihan perbaikan pohon perambahan dan tempat pembuangan sampah. Serta relokasi saluran listrik yang melintasi rel kereta cepat, pengelolaan sungai yang crossing jalur kereta cepat, pabrik sekitar yang dapat mengeluarkan emisi debu dan asap yang mengakibatkan gangguan terhadap listrik aliran atas. 

Serta fasilitas anti tabrakan jalan yang ada, semua faktor tersebut memiliki dampak yang berbeda-beda pada keselamatan pengoperasian kereta cepat dan tidak memenuhi persyaratan pengoperasian kereta cepat. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: