Langkah Kuda Gibran

Langkah Kuda Gibran

Ilustrasi Gibran di antara Ganjar dan Prabowo. --

Pertama, kelanjutan megaproyek IKN (ibu kota negara). Tentu mereka mencari pengganti yang benar-benar komitmen. Sebab, megaproyek itulah yang akan menjadi simbol warisan Jokowi. 

Ganjar maupun Prabowo sudah menyatakan akan melanjutkan. Tentu klan Jokowi saat ini sedang menilai siapa yang paling berkomitmen di antara para capres itu. 

Kedua, kendaraan politik keluarga Jokowi setelah 2024. Kalau saat ini anak dan menantu banyak mendapat ”keistimewaan” di PDIP,  itu karena Jokowi masih berada di istana.

Bicara masa depan. PDIP yang kini menjadi kendaraan politik klan Jokowi, ”pemiliknya” adalah klan Megawati.  Tentu pemimpin partai itu di masa mendatang tak jauh dari Puan Maharani atau Prananda Prabowo (juga anak Mega). Dua anak Mega itu kini sudah menjadi tokoh kunci di PDIP.

Apa yang bakal terjadi di PDIP akan mirip suksesi di Partai Demokrat. Jalan Puan pun akan mirip dengan AHY yang memimpin di Demokrat.

Secara hitung-hitungan politik, bisa jadi ruang gerak Gibran di masa depan lebih besar di Gerindra. Mengapa? Prabowo Subianto adalah ”pemilik” Gerindra. Sosoknya seperti Megawati di PDIP, SBY di Demokrat, atau Surya Paloh di Nasdem.

Namun, sampai saat ini Prabowo belum secara aktif mengader putra mahkota. Putra tunggal Prabowo, Didit Prabowo, juga belum menunjukkan sikap yang tertarik dengan dunia politik. Dalam arti, belum terlihat mengambil peran besar di Gerindra.

Prabowo Subianto juga telah menunjukkan kesetiaannya kepada Jokowi. Sikap politik dan gestur Prabowo sebagai menteri sangat memosisikan Jokowi sebagai atasannya.

Karena itu, jangan heran bila sebagian pendukung Jokowi memberikan lampu hijau kepada Prabowo. Juga, tak perlu heran bila muncul upaya menduetkan Prabowo-Gibran. 

Kita tunggu saja, apa langkah selanjutnya dari Gibran? Juga Jokowi. Sebab, keduanya sama-sama pernah melangkah penuh kejutan. (*)

 

 

 

 

 

Sumber: