Modernisasi Demi Eksistensi

Modernisasi Demi Eksistensi

Tidak banyak masyarakat yang tertarik untuk pergi ke pergelaran budaya untuk menonton wayang orang. Tapi munculah program di salah satu televisi, Opera van Java, yang mengadaptasi konsep wayang orang lengkap dengan dalang, sinden, dan alunan musik gamela--

UPAYA dalam pemajuan budaya adalah kegiatan yang meliputi perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan dari sebuah kebudayaan terutama di era saat ini.
 
Masa ini dikenal dengan era modern. Ketika kemajuan teknologi khususnya komunikasi membuat masyarakat cenderung memiliki pemikiran yang terbuka terhadap hal baru. Hal ini menyebabkan munculnya banyak tuntutan yang mewajibkan sebuah sistem di masyarakat untuk lebih cepat, praktis, dan efisien. 
 
Modernisasi secara langsung memengaruhi pandangan masyarakat terhadap kebudayaan. Kebudayaan yang dikenal sebagai jati diri masyarakat perlahan akan berubah dikarenakan tuntutan dan upaya adaptasi terhadap kemajuan yang ada. 
 
Kebudayaan sejatinya akan selalu beradaptasi pada perubahan yang ada. Berkorelasi dengan manusia sebagai pelaku kebudayaan yang selalu berkembang akibat banyak faktor, hal demikian juga terjadi terhadap kebudayaan. Segala bentuk perubahan kebudayaan ini biasa dikenal dengan istilah dinamika kebudayaan.
 
Dinamika Budaya
 
Beberapa bentuk dinamika budaya di antaranya adalah akulturasi, asimilasi, dan inovasi. Akulturasi menandakan adanya percampuran budaya lokal dan budaya asing yang menghasilkan produk budaya baru tanpa harus menghilangkan identitas dari budaya asal.
 
Selanjutnya adalah asimilasi yaitu percampuran dua budaya yang menghasilkan kebudayaan baru dengan karakteristik yang baru pula. Kedua bentuk dinamika sebelumnya diakibatkan oleh datangnya kebudayaan baru yang merubah identitas kebudayaan lokal, tapi berbeda dengan inovasi. Inovasi sejatinya adalah upaya pemertahanan budaya yang murni muncul karena niatan dan kebutuhan manusia. 
 
Bentuk inovasi yang paling ideal untuk era saat ini adalah modernisasi. Kemajuan teknologi jika tidak dibarengi dengan upaya adaptasi kepada kebudayaan lokal akan mengurangi nilai pikat dari kebudayaan itu sendiri. Dampak yang diakibatkan dari kurangnya nilai pikat kebudayaan adalah berkurangnya partisipasi masyarakat dalam proses pelestarian.
 
Kurangnya minat masyarakat jika berlarut terlalu lama akan mengakibatkan lose identity yang berbahaya bagi individu dan masyarakat. Individu yang kehilangan identitasnya sebagai bagian dari salah satu kebudayaan akan cenderung berperilaku tanpa arah, sebagaimana salah satu fungsi kebudayaan sebagai pengontrol dan batasan. 
 
Kluckhohn dan Kelly dalam bukunya The Concept of Culture (1944), menjelaskan bahwa sifat kebudayaan yaitu statis dan dinamis. Kebudayaan statis yaitu kebudayaan yang dalam perubahannya memerlukan waktu lama.
 
Sedangkan kebudayaan dinamis adalah kebudayaan yang hanya memerlukan waktu singkat untuk berubah. Modernisasi dikenal sebagai salah satu pendorong budaya dinamis sejalan dengan perubahan akibat globalisasi yang berkembang pesat sejak awal abad ke-20.
 
Kebudayaan yang tidak bisa beradaptasi atau tidak mengalami proses modernisasi akan kalah dan lekang oleh waktu. Modernisasi budaya semata-mata berasal dari fenomena pesatnya arus globalisasi yang memengaruhi pola pikir masyarakat. Banyak kebudayaan tradisional Indonesia yang mengalami modernisasi demi mempertahankan eksistensinya. 
 
Dengan selalu beradaptasi dengan proses modernisasi maka masyarakat akan selalu menemukan hubungan dan urgensi dari kebudayaan tersebut bagi kehidupan sehari-hari. Hal ini akan berdampak pada lestarinya kebudayaan tersebut meskipun harus menghilangkan atau mengganti beberapa karakteristik awalnya. 
 
Menghilangkan beberapa unsur didasari oleh alasan bahwa unsur tersebut sudah tidak relevan, tidak efisien, dan boros pendanaan. Sedangkan unsur-unsur tradisional yang bertahan adalah unsur yang fundamental di kebudayaan tersebut sehingga penghapusannya akan merubah kebudayaan tersebut secara total.
 
Berbicara tentang perubahan akan selalu berhadapan dengan fakta menghilangnya keaslian dari suatu unsur budaya. Namun, harus diingat bahwa tidak ada budaya yang original secara mutlak. Budaya muncul karena adanya interaksi sosial di masyarakat pada wilayah tertentu, interaksi ini juga tidak lepas kaitannya dengan pengaruh-pengaruh pendatang. 
 
Sejalan dengan penjelasan sebelumnya yang menyebutkan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang bersifat dinamis cukup menjelaskan bahwa budaya akan selalu berubah. 
 
Perubahan dalam modernisasi kebudayaan masih harus diawasi. Meskipun kebudayaan bersifat dinamis, bukan berarti perubahan bisa dilakukan secara berlebihan. Perubahan yang dirasa membahayakan dan menghilangkan nilai dasar kebudayaan adalah yang harus dihindari.
 
Pemerintah dan masyarakat memegang kendali akan hal ini. Pemerintah dengan segala regulasinya berhak menjadi pemegang kontrol akan sejauh apa perubahan yang akan dilakukan.
 
Masyarakat sebagai pelaku kebudayaan perlu memiliki rasa memiliki dan mencintai kebudayaan lokal sehingga perubahan yang dilakukan akan semata-mata bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tanpa merubah nilai dasar dari kebudayaan tersebut.
 
Studi Kasus

Pertama, pernikahan adat Jawa modern menjadi salah satu contoh modernisasi kebudayaan lokal Suku Jawa. Modernisasi tidak hanya terjadi pada prosesi pernikahan, tapi pada seluruh hal berkaitan dengan pernikahan.
 
Modernisasi ini tidak lepas dari tuntutan para masyarakat Suku Jawa yang menginginkan pernikahan dengan lebih ekonomis, efisien, dan praktis, tapi tidak meninggalkan identitas mereka sebagai masyarakat Suku Jawa, Fenomena ini menghasilkan modernisasi pernikahan adat Jawa sesuai dengan tuntutan masyarakat.
 
Kedua, modernisasi wayang orang. Wayang orang tradisional cenderung menceritakan cerita dari kisah Ramayana dan Mahabarata. Namun, pada proses modernisasi memperhatikan minat masyarakat akan jenis cerita. Masyarakat cenderung tertarik pada jalan cerita yang humoris dan menyegarkan.
 
Selain itu, tidak banyak masyarakat yang tertarik untuk pergi ke pergelaran budaya untuk menonton wayang orang. Berdasarkan hal ini, munculah program di salah satu televisi, Opera van Java, yang mengadaptasi konsep wayang orang lengkap dengan dalang, sinden, dan alunan musik gamelan. Masyarakat mudah mengakses tayangan hiburan tersebut karena ditayangkan melalui siaran televisi.
 
Kesimpulan yang bisa diambil, modernisasi kebudayaan adalah hal yang natural dan terjadi demi menjaga eksistensi kebudayaan tersebut. Modernisasi menjadi salah satu bentuk adaptasi kebudayaan pada era modern untuk terus dapat berdampingan dengan masyarakat. 
 
Kebudayaan sebagai jati diri bangsa tidak boleh punah dikarenakan perubahan kondisi, tapi harus senantiasa beradaptasi sehingga upaya pemajuan budaya dapat terus dilaksanakan. (Oleh: Nur Rizky Dewi Angelita, Mahasiswa Magister Kajian Sastra Budaya (KSB) Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: