Cheng Yu Pilihan Chairman MarkPlus, Inc Hermawan Kartajaya: Han Niu Chong Dong

ADA satu pepatah klasik Tiongkok yang terus dipegang teguh oleh Hermawan Kartajaya sampai sekarang. Yaitu, kata founder sekaligus chairman MarkPlus, Inc. tersebut, "Belajarlah terus sampai ilmumu setinggi rumah." Ini adalah terjemahan dari adagium "汗牛充栋" (hàn niú chōng dòng) yang disadur dari epitaf Lu Wentong 陆文通, salah satu akademisi besar dinasti Ming. 

Jika dialihbahasakan secara harfiah, itu artinya "sapi pun keringatan, rumah pun penuh." Menggambarkan, karena saking banyaknya koleksi buku Lu Wentong, jika diangkut dengan cikar, sapi-sapi yang menariknya akan bercucuran peluhnya, jika ditaruh dalam gedung, tak ada ruang yang akan mampu memuatnya.

Tentu, Lu Wentong bukan hanya gemar mengoleksi buku, tetapi juga sekaligus mempelajarinya dan memanifestasikan isinya ke dalam keluhuran budi pekertinya sehari-hari. Kedalaman ilmunya, berbanding lurus dengan kebaikan perilakunya.

Pun demikian dengan Hermawan yang mahaguru marketing. 

Selain berilmu tinggi, Hermawan juga berbudi baik –yang ditunjukkan dengan banyaknya ia berbuat untuk kemanusian. Bahkan pun sampai meninggal, ia tetap mau mengabdikan dirinya buat kemaslahatan umat manusia. 

Pada pengujung tahun 2022 kemarin, Hermawan mantap mewakafkan dirinya untuk menjadi kadaver setelah wafat kelak. Anda sudah tahu, kadaver adalah jenazah yang diawetkan untuk digunakan sebagai bahan praktikum anatomi tubuh mahasiswa kedokteran. 

Butuh bertahun-tahun untuk meyakinkan keluarganya terhadap pilihan Hermawan tersebut. Anaknya sempat menanyainya, apakah untuk personal branding atau murni untuk humanity? 

"Saya terus terang, 30 persen untuk personal branding, 70 persen untuk humanity. Kenapa personal branding penting? Karena bisa menginspirasi orang," ungkap Hermawan.

Secara tak langsung, Hermawan mengajarkan kita untuk mengamalkan perintah Alquran, "Fastabiqul khoiroot" (berlomba-lombalah kalian dalam kebaikan). (*)

 

Sumber: