Indonesia Segera Jadi Pusat Katoda Tembaga

Indonesia Segera Jadi Pusat Katoda Tembaga

Presiden Jokowi dan Menteri BUMN Erick Thohir di proyek Smelter PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus JIPPE, Manyar, Gresik.-Laily Rachev-Setpres-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Masa jabatan Presiden Joko Widodo habis pada Oktober 2024 nanti. Persis di pengujung era kepemimpinannya itulah Indonesia bakal kebanjiran katoda tembaga. Sebab,  pembangunan dua smelter tembaga ditarget rampung pada Mei tahun depan.

Itu dipastikan dalam kunjungan kerja sehari, kemarin. Jokowi menyambangi pembangunan smelter milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Lanjut terbang ke Gresik menyambangi pembangunan PT Freeport Indonesia (PTFI).

Progress-nya sesuai dengan perencanaan,” kata Jokowi kepada wartawan usai kunjungan, Selasa, 20 Maret 2023. Progres pembangunan PT AMNT mencapai 51,363 persen. Bahkan nilai investasinya sudah tembus USD 1 juta. Ini sesuai hasil verifikasi Kementerian ESDM.

Pabrik pengolahan dan pemurnian tembaga ini dibangun di kawasan Batu Hijau. Persis di dekat lokasi tambang perusahaan. Kapasitas pengolahan PT AMNT juga terhitung mencapai 900 ribu ton konsentrat per tahun. Diperkirakan bisa memproduksi katoda tembaga hingga 222 ribu ton per tahun.

Sebetulnya, pembangunan smelter molor. Mengingat target sebelumnya harus bisa beroperasi mulai bulan depan. Keterlambatan tersebut disebabkan oleh kondisi eksternal. Seperti Pandemi Covid-19 dan kondisi geopolitik global yang kurang stabil.

Jokowi pun memaklumi. Yang jelas, ia tetap berharap berharap agar industrialisasi bisa dilakukan pada hasil turunan katoda tembaga. Sehingga memberikan nilai tambah yang lebih besar.

"Ketika pembangunan smelter baik yang berasal dari nikel, tembaga, bauksit, dan timah telah selesai dan siap berproduksi, ini akan memberi nilai tambah yang sebesar-besarnya bagi perekonomian dalam negeri," tandasnya. Baik berupa nilai ekspornya. Maupun penyediaan lapangan kerja yang seluas-luasnya.

Jokowi meyakininya hilirisasi sebagai satu-satunya kesempatan terbaik untuk lompatan Indonesia menjadi negara maju. Semua produk turunan dari hasil smelter itu harus diintegrasikan agar menjadi barang jadi. Mengendalikan dari hulu ke hilir. Tentu untuk menciptakan ekosistem besar.

“Seperti yang sering saya sampaikan lithium baterai, electric vehicle baterai, dan nanti jadi barang gedenya apa? Mobil listrik, kalau itu jadi ya itu ekosistem besar itu yang selesai kita bangun," ungkapnya ketika memberi sambutan acara peletakan batu pertama Pabrik Foil Tembaga PT Hailiang Nova Material Indonesia di kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Gresik.

Selain PT AMNT, Jokowi juga menargetkan PT Freeport Indonesia (PTFI) bakal rampung bersamaan. Maka ekspor bahan mentah tembaga pun tak diperlukan lagi.

Tentu berganti produk jadi atau setengah jadi yang dijual ke pasar luar negeri. Dan nilainya akan berlipat ganda. "Kalau memang setelah ini saya cek yang saya dengar itu lebih dari 60 persen, sehingga kita harapkan PT Freeport Indonesia juga bisa menyelesaikan smelternya pada Mei 2024," tambahnya.

Sebelumnya, PTFI sudah membeberkan progres smelter tembaga miliknya. Bahkan telah mencapai 70,6 persen pada bulan lalu. Sudah menghabiskan biaya sebesar Rp 33 triliun yang dikeluarkan perusahaan. Yakni untuk pemadatan tanah hingga pemasangan tiang pancang.

Smelter PTFI ini bahkan digadang-gadang sebagai smelter single line alias satu jalur terbesar di dunia. Diperkirakan mampu menyerap konsentrat tembaga sebanyak 1,7 juta ton per tahun. Dan memproduksi katoda tembaga mencapai 600 ribu ton per tahun.

Tentu saja tak hanya menghasilkan katoda tembaga. PTFI pun sanggup menghasilkan produk turunan. Salah satunya, produk yang terkandung dalam lumpur anoda yakni emas dan perak murni sebanyak 6 ribu ton per tahun. Bahkan juga asam sulfat sebanyak 1,5 juta ton per tahun, terak tembaga sebanyak 1,3 juta ton per tahun, dan gipsum sebanyak 150 ribu ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: