Hari Raya Twan Yang, Telur bisa Berdiri di Lantai

Hari Raya Twan Yang, Telur bisa Berdiri di Lantai

Beberapa umat mencoba membuat telur berdiri, saat Hari Raya Twan Yang.-Elvina Talitha Alawiyah-

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Hari Raya Twan Yang telah lestari di Tiongkok sejak berabad silam. Pada hari itu, matahari memancarkan sinar paling terang.

Siklus itu menandakan datangnya musim panas di Tiongkok. Bagi Wen Shi Anuraga Taniwidjaja, rohaniwan Konghucu, menyebut bahwa tradisi itu dalam dunia ilmiah dikenal sebagai peredaran matahari semu.

“Terjadi pada 21-23 Juni. Matahari ada di titik paling terang. Maka pada hari ini, 23 Juni 2023 pukul 11 siang kami beribadah. Mengucap syukur,” ujarnya.

Konon, pada hari itu, masyarakat dapat lebih mudah memberdirikan telur ayam di lantai. Tanpa penyangga. Hanya diberdirikan saja.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, setelah ibadah Twan Yang, umat Konghucu berlomba-lomba mendirikan telur.

Begitu pun umat Konghucu di Boen Bio. Pengurus kelenteng telah menyiapkan sekardus telur ayam. Masing-masing mengambil satu butir dan mencoba memberdirikannya di halaman depan Boen Bio.

Bambang Edison Soekamto, guru Kungfu Hokkian di Boen Bio, beberapa kali mencoba membuat telur berdiri. Satu kali gagal, baru percobaan kedua berhasil. Ketiga, ia berhasil lagi.

“Ya, memang lebih mudah memberdirikan telur di saat Twan Yang. Tapi perlu kesabaran,” ujarnya, kemudian tertawa.

Wen Shi Anuraga pun mencobanya juga. Membutuhkan waktu sekitar 3 menit, baru usahanya berhasil. “Dirasakan saja. Beratnya di sebelah mana, ujung yang bisa menopang ada di mana. Kalau sudah yakin dan betul, pasti bisa berdiri,” terangnya.

Hal itu membuktikan tradisi Tiongkok yang ada dalam ajaran Konghucu, telah mampu memperhitungkan faktor astronomi. Sebagai masyarakat agraris, leluhur dapat menentukan waktu yang tepat untuk peralihan musim, sampai kondisi ketika matahari bersinar paling terang.

“Saat Twan Ngo atau paling terik, ada pada pukul 11-13. Saat itu dimana pun kita berada, letak bayangan kita akan mengarah ke selatan,” ungkap rohaniwan 53 tahun itu.

Ibadah Twan Yang digelar tepat pukul 11 siang. Setelahnya, para umat melakukan ramah-tamah. Selain mendirikan telur, mereka juga menyantap bakcang bersama-sama.(Guruh Dimas Nugraha)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: