Aksi Tanam Pohon dan Bersih-bersih di Hutan Kota, Sambut Hari Hutan Hujan Sedunia

Aksi Tanam Pohon dan Bersih-bersih di Hutan Kota, Sambut Hari Hutan Hujan Sedunia

Sejumlah Aktifis Lingkungan melakukan bersih-bersih hutan Lobre Surabaya, Jawa Timur Sabtu (24/6/2023).-Julian Romadhon-Harian Disway

SURABAYA, Harian Disway - Di tengah padatnya permukiman dan berbagai infrastruktur, Surabaya masih memiliki hutan di tengah kota. Letaknya di Dukuh Jurang Indah. Warga setempat menyebutnya hutan Lobre.

Berbagai komunitas, lembaga dan aktivis lingkungan menaruh kepedulian terhadap kelestarian hutan kota itu. Seperti pada Sabtu, 24 Juni 2023, beberapa komunitas berkumpul untuk kerja bakti. Komunitas itu, antara lain, Komunitas Awan Merah, Surabaya Bar Bar, Surabaya Historical, Bonsai Aquascape Dukuh Pakis serta Pramuka Peduli Kwartir Cabang Kota Surabaya. Mereka bersih-bersih lokasi dan menanam bibit pohon kelapa.

Di tengah rimbun pohonan serta belukar, mereka menyusuri jalan setapak hutan kota. Ranting-ranting tanaman berserak. Satu per satu mereka singkirkan ke tepi. Sampah-sampah pun dibersihkan hingga tuntas.

"Acara ini digelar dalam rangka Hari Hutan Hujan Sedunia, yang jatuh pada 22 Juni 2023 lalu. Bentuk sinergitas kami, yang terdiri dari berbagai lembaga dan komunitas. Total ada 40 orang yang terlibat," ujar Amat Mulyono, koordinator acara bertajuk Wira Jagaddhita itu.


Sejumlah Aktifis Lingkungan melakukan penanaman tunas kelapa di hutan Lobre Surabaya, Jawa Timur Sabtu (24/6/2023).-Julian Romadhon-Harian Disway

Wira artinya ksatria, sedangkan Jagaddhita bermakna seseorang yang terus berjuang dengan semangat membara. "Konteksnya, kita berupaya terus-menerus melakukan perawatan dan pelestarian hutan kota ini. Karena hutan kota memiliki banyak manfaat bagi warga Surabaya," terang pria 40 tahun itu.

Manfaat utamanya adalah sebagai perlindungan terhadap kondisi sekitar seperti angin, penyerapan sinar matahari, serta mengurangi dampak polusi udara. Serta pohon dan tanah di dalamnya, dapat menampung air hujan agar tidak langsung mengalir ke tempat lebih rendah. Sehingga mengurangi resiko banjir.

Pramuka Peduli Kwartir Cabang Kota Surabaya menerjunkan 15 anggota. Mereka terdiri dari pelajar SMP, SMA, hingga mahasiswa. "Kami membawa bibit pohon kelapa, sesuai simbol tunas kelapa dalam Pramuka," ungkap Nurkasan, pembina kelompok Pramuka tersebut.

Mereka menanam bibit di lokasi yang tak jauh dari pintu masuk menuju hutan kota. Lalu masuk ke dalam, membersihkan sampah dan ranting-ranting. Hutan kota itu memiliki luas sekitar seribu hektar.

"Jauh ke dalam, terdapat danau yang cukup besar. Namun untuk ke sana butuh orang berpengalaman. Sebab lokasinya sangat luas. Juga ada titik yang terdapat lumpur hisap," ujar Yossy Chandra Kurniawarta, ketua komunitas Bonsai Aquascape Dukuh Pakis.

Beragam satwa pun ada di hutan itu. Paling banyak adalah ayam hutan. Amat, yang juga seorang pelukis, membentangkan kain kanvas. "Saya akan melukis ayam hutan di kanvas ini. Sebagai tetenger atau penanda momen hari ini," ujarnya.

Tak lama saat Amat melukis, terdengar suara kokok ayam hutan bersahutan. Suara yang khas, tak seperti kokok ayam biasa. Sepertinya ayam-ayam hutan itu mengapresiasi lukisan Amat dengan cara mereka sendiri. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: