Playoff IBL Dibuat Format Home-Away, Ini Penjelasan Dirut IBL

Playoff IBL Dibuat Format Home-Away, Ini Penjelasan Dirut IBL

Britama Arena, Jakarta menjadi home court untuk tiga tim IBL pada playoff musim ini-Ariya Kurniawan/IBL-

JAKARTA, HARIAN DISWAYIndonesian Basketball League (IBL) 2023 memasuki babak playoff. Delapan tim telah memastikan diri dalam persaingan menjadi juara. playoff IBL 2023 akan menggunakan format home-away. Ini kali pertama format home-away digunakan kembali setelah final IBL 2019 antara Aspac dan Satria Muda.

Dirut IBL Junas Miradiarsyah mengatakan, langkah ini diambil sebagai masa transisi. Kelak IBL ingin menggelar seluruh musim dengan format home-away. Tidak lagi dengan format seri dalam satu kota.

Konsep home-away sudah disosialisasikan kepada tim-tim sejak tiga tahun lalu. ’’Secepatnya dalam satu atau dua tahun ke depan format home-away bisa digunakan dari seri reguler. Harus dicoba. Kalau ada kekurangan, bisa diperbaiki sambil berjalan,’’ jelas Junas Miradiarsyah.

Pertandingan playoff pertama akan mempertemukan Rans PIK Basketball vs Dewa United Banten pada Jumat, 30 Juni 2023. Keduanya memilih home court di Sritex Arena, Solo.

Junas tidak menampik bahwa hal ini menyalahi konsep home yang harusnya berlokasi di kota masing-masing klub. ’’Memang ada keterbatasan dari infrastruktur. Ini satu hal yang cukup kompleks dan perlu waktu,’’ jelas Junas.

Awalnya, Dewa United mengajukan Indonesia Arena. Tapi lapangan belum selesai 100 persen. Begitu juga dengan pembangunan home court Dewa United di BSD, Tangerang, yang belum rampung. Sedangkan Rans PIK awalnya ingin menggunakan Britama Arena. Tetapi terkendala perhitungan komersial tim.

’’Alternatif terakhir yang sebenarnya tidak disarankan adalah pindah kota yang terlalu jauh dari masing-masing kota klub. Dewa United memilih ke Solo. Akhirnya Rans melihat itu lebih efektif dan efisien,’’ papar Junas.

Pelita Jaya, yang memiliki GOR Soemantri Brodjonegoro, menggunakan Britama Arena. Sebab, GOR Soemantri yang berlokasi di Kuningan itu tidak memenuhi persyaratan. Yakni, soal kapasitas minimal 2.000 penonton. Belum termasuk untuk broadcast, media, medis, dan lain-lain.

Begitu juga dengan Bumi Borneo Basketball Pontianak yang memakai Britama Arena. IBL menilai tiga venue di Pontianak tidak ada yang memenuhi persyaratan. Mereka juga tidak menemukan lokasi lain di Kalimantan yang sesuai.

Format home-away membuat pengeluaran tim makin besar. Meski begitu Junas mengajak tim-tim untuk melihat dari perspektif lain. Dengan menggelar laga home, potensi pendapatan klub bisa meningkat.

’’Kalau bicara soal komersial, klub tidak hanya menjual sponsor dari jersey,’’ kata Junas. ’’Bisa dengan sesuatu di lapangan, LED, value tim makin besar. Kalau sekarang tergantung pada IBL, maka value klub tidak akan naik,’’ pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: ibl