Gubernur Khofifah: ASI Eksklusif untuk Turunkan Stunting
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama ibu-ibu dalam salah satu kesempatan.-Humas Pemprov Jatim-
SURABAYA, HARIAN DISWAY- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menekankan pentingnya peran ibu dalam memberikan ASI Eksklusif sebagai salah satu upaya untuk menurunkan prevalensi stunting dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Hal itu ia sampaikan pada momen Pekan Menyusui Sedunia 2023 yang diperingati mulai tanggal 1 hingga 7 Agustus 2023 dengan mengusung tema Enabling Breastfeeding Making a Difference for Working Parents.
BACA JUGA:Kasus Balita Kurang Nutrisi Tembus Ribuan, Pemkot Pasuruan Mulai Grebek Stunting
“Meski hari ini hari terakhir Pekan Menyusui Sedunia 2023, tapi hari ini merupakan hari untuk memulai gerakan bersama secara masif, memberi semangat para ibu untuk memberikan ASI Ekslusif. Termasuk para ibu yang juga aktif bekerja, harus punya komitmen memberikan ASI Eksklusif,” kata Gubernur Khofifah, Senin, 7 Agustus 2023.
“Pemberian ASI Eksklusif sampai 6 bulan akan menjadikan anak-anak kita kuat dan sehat dan membantu pemberian kecukupan gizi. Tentunya akan membantu mencegah stunting, tumbuh kembangnya juga sehat, dan menjadikan mereka menjadi SDM berkualitas,” lanjutnya.
Untuk mewujudkan hal itu, Khofifah mengimbau masyarakat dan lingkungan untuk memberikan dukungan agar ibu bisa berhasil memberikan ASI Ekslusif. Agar semua ibu memiliki kesempatan yang sama dalam menyusui, baik para ibu yang bekerja atau ibu rumah tangga. Pesan Khofifah ini pun sejalan dengan pesan WHO untuk memberikan dukungan pada ibu menyusui.
Sebagai upaya menunjang para ibu menyusui, di lingkungan Pemprov Jatim, Gubernur Khofifah pun telah memberikan perhatian khusus ketersediaan ruang laktasi di tempat kerja dan fasilitas umum (fasum).
“Pemprov Jatim tidak hanya membuat kebijakan untuk pengupayaan pemenuhan gizi dan penyediaan konselor ASI saja. Tapi yang juga menjadi concern kami adalah agar semua tempat kerja dan fasilitas umum menyediakan ruang laktasi," ujarnya.
Terbukti dengan adanya 3.271 Kelompok Peduli ASI (KP-ASI), 1.632 Konselor ASI, dan 961 ruang laktasi yang tersebar di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.
"Jenguklah saudara , tetangga, dan mereka yang memiliki anak bayi dan tengah menyusui. Tengoklah para tetangganya yang menyusui. Kami berharap dari kepedulian-kepedulian ini ada inovasi berbasis kearifan lokal untuk mendukung praktik menyusui,” sambungnya.
Dari berbagai upaya tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatatkan di tahun 2022, persentase bayi usia s/d 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif berjumlah 69,72%. Ditambah, persentase bayi baru yang lahir mendapat Inisiasi Menyusui Dini (IMD) sebesar 69,22%.
Tak heran, kini capaian penurunan stunting di Jatim ada di angka 19,2% pada tahun 2022. Jumlah ini di bawah standar yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) yakni 20% dan berada di bawah rata-rata nasional yaitu 21,6%. Atas capaian tersebut, Gubernur Jatim itu menyampaikan apresiasinya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: