Cheng Yu Pilihan Pelatih Karteker Persebaya Uston Nawawi: Zi Mu Xiang Quan
Cheng Yu Uston Nawawi--
FILSAFAT Filsafat Timur, khususnya Tiongkok, mengajarkan manusia untuk menjaga keseimbangan. Tidak boleh ekstrem: kanan ataupun kiri. Sebab, semuanya relatif. Tak ada yang absolut --mungkin terkecuali relativitas itu sendiri.
Tentu Anda sudah tahu konsep yin dan yang. Pun gambarnya, Anda juga pasti sudah hafal di luar kepala. Itu untuk mendeskripsikan sifat kekuatan yang saling berlawanan tapi sekaligus saling berhubungan di dunia ini. Mereka tak bisa dipisahkan. Adanya mereka, memang untuk saling membangun satu sama lain.
Sekalipun barangkali tidak begitu tampak, di tengah-tengah yang hitam pasti ada yang putih; di tengah-tengah yang putih pasti ada yang hitam. Itulah mengapa Konfusius menegaskan bahwa, "三人行必有我师" (sān rén xíng, bì yǒu wǒ shī): pada masing-masing orang, pasti ada hal-hal positif yang layak diteladani.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Cultural Advisory Patron Pertiwi William Suseno: De Zhong En Hong
Makanya, ketika melihat sesuatu, kita mestinya tidak boleh sekaku kanebo kering. Harus luwes dan berimbang.
Pun demikian dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ada kalanya kerja, ada kalanya healing. Kerja terus bisa-bisa stres, healing terus bisa-bisa kanker: kantong kering.
Tak terkecuali untuk urusan dunia dan akhirat. Ada hadis riwayat Ibnu 'Asaakir yang terjemahan bebasnya kira-kira, "Orang yang paling baik bukanlah orang yang meninggalkan kepentingan dunia untuk mengejar akhirat. Bukan juga orang yang meninggalkan akhirat untuk mengejar dunia. Melainkan orang yang bisa memadu-seimbangkan keduanya."
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Pakar Kuliner William Wongso: Min Yi Shi Wei Tian
Tak heran bila Pelatih Persebaya Uston Nawawi memegang teguh prinsip, "Dalam hal apapun, jagalah keseimbangan." Sebagaimana dinyatakan pepatah Tiongkok klasik, "子母相权" (zǐ mǔ xiāng quán): yang ringan dan yang berat sama-sama berpadu dengan seimbang. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: