Jumlah Motor Konversi Listrik Masih Jauh dari Target

Jumlah Motor Konversi Listrik Masih Jauh dari Target

Warga melihat hasil konversi motor bensin menjadi motor listrik.-Pace Morris-

SURABAYA, HARIAN DISWAY- Pemerintah menargetkan 200 ribu motor bensin yang dikonversi ke listrik pada tahun 2024. Untuk mencapai target tersebut, Kementerian ESDM memberikan bantuan bagi masyarakat yang ingin mengkonversi motor BBM-nya ke motor listrik.

Bantuan yang diberikan oleh pemerintah sebesar Rp 7 juta per motor.

Dari data yang dihimpun Harian Disway, semenjak diluncurkannya bantuan konversi motor listrik, April 2023 lalu, sudah ada 700 lebih masyarakat yang mendaftar untuk mengonversi motornya. 

Namun, hanya ada 33 orang saja yang mau meneruskan proses konversi. Hal tersebut dikarenakan, sebagian besar pendaftar gagal paham dengan subsidi pemerintah terkait konversi motor listrik.

Sosialisasi terkait subsidi konversi juga sangat minim. Sehingga pengetahuan masyarakat juga kurang. Padahal program konversi itu sangat bagus dan menguntungkan masyarakat.

Ayuning Fitri Desanti  Sales Engineer Braja Elektrik Motor sedikit pesimis dengan target 200 ribu motor konversi.  Pasalnya, hingga pertengahan tahun ini saja, di Jawa Timur baru ada 33 motor yang berhasil dikonversi dan memenuhi persyaratan layak jalan (memiliki STNK dan BPKB).

Menurutnya, ada banyak yang menjadi hambatan yang membuat ambisi pemerintah itu sulit terwujud. Salah satunya adalah, harga sisa yang harus dibayar setelah mendapat bantuan Rp 7 juta. Yakni sebesar Rp 13 juta.

"Masyarakat menganggap harga Rp 13 juta masih mahal. Karena dibandingkannya dengan motor listrik yang spesifikasi di bawahnya. Tapi kalau perbandingannya dengan spesifikasi yang sama, harganya jauh lebih murah yang lewat konversi," kata perempuan yang akrab dipanggil Santi, Senin, 14 Agustus 2023.

Selain itu, lanjut Santi, ketersediaan komponen dan proses legalitas administrasi kendaraan yang cukup lama juga menjadi hambatan. "Untuk mendapatkan legalitas administrasi kendaraannya saja, kita butuh waktu minimal 2 bulan," ujar Santi.

Selain itu fasilitas pendukung seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk roda dua masih sangat minim.

Namun, PR utama pemerintah adalah mengedukasi masyarakat. "Bagaimana caranya membuat masyarakat paham tentang nilai lebih dari kendaraan listrik itu sendiri," pungkas Santi. 

Karena jika masyarakat sudah mengenal dan paham nilainya, akan lebih mudah untuk beralih ke motor listrik. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: