Kala Direktur Memorandum Kalah Cepat dengan Founder Harian Disway

Kala Direktur Memorandum Kalah Cepat dengan Founder Harian Disway

Choirul Sodiq, Direktur Memorandum (paling kanan, berpakaian adat Madura) bertanding menyunggi tampah bersama Dahlan Iskan, sebelum bertanding rebutan cone.-Boy Slamet -

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Perayaan Hari Kemerdekaan sekaligus ulang tahun Dahlan Iskan, founder Harian Disway, berlangsung semarak. Selain senam bersama kelompok Senam Dahlan Iskan, terdapat berbagai perlombaan.

Lomba menyunggi tampah di kepala dengan beberapa bola, mengundang tawa dari para pengunjung. Berbagai sajian kuliner tersaji di halaman Rumah Gadang Gebu Minang, Jalan Gayung Kebonsari, Surabaya.

Salah satu yang hadir adalah Khoirul Sodiq, Direktur Memorandum. Ia mengenakan pakaian ala Madura. Bagian luar dan celana serba hitam, serta kaus garis-garis merah-putih. Lengkap dengan celurit.

Bukan celurit dengan bagian runcingnya yang tajam. Bagian paling tajam itu dilepas. Sodiq menggantinya dengan sarung yang berbentuk sama. "Kalau celurit lengkap dengan bagian tajamnya, saya bisa ditangkap polisi," ujarnya, kemudian tertawa.

Sodiq pun turut serta dalam perlombaan tersebut. Seperti lomba menyunggi tampah di kepala sembari berjalan cepat. Meski gagal, namun ia cukup senang bisa berlomba bersama Dahlan.

Lomba selanjutnya adalah berebut cone yang diletakkan di bawah. Tiap peserta berhadap-hadapan, kemudian host memberi petunjuk. Jika ada seruan "kepala", maka tiap peserta menyentuh kepala. Jika "pundak", maka yang disentuh adalah pundaknya.

Tapi ketika terdengar seruan "lutut", bukan lutut yang disentuh. Melainkan kedua peserta yang berhadapan harus berebut mengambil cone.

Saat itu Sodiq berhadapan langsung dengan Dahlan. Keduanya menjalankan aba-aba dengan lancar. Mulai "kepala", "pundak", kembali lagi ke "kepala". Sesuai arahan, keduanya menyentuh kepala dan pundak. Hingga terdengar seruan "kaki".

Saat itu Dahlan dan Sodiq sama-sama menunduk. Hendak mengambil cone. Namun, Sodiq kalah cepat. Nampaknya jangkauan tangannya tak sepanjang jangkauan tangan Dahlan. Apalagi saat menunduk, tubuhnya terganjal perut yang buncit.

Abah -sapaan akrab Dahlan, tak langsung mengambil cone itu. Tapi meraihnya dengan sontekan. Sehingga cone tersebut jatuh ke arahnya. "Waduh, saya kalah dengan Pak Dahlan, nih. Beliau masih lincah," ujar Sodiq. Lantas tertawa.

Selain aneka lomba, terdapat kegiatan senam dari kelompok Senam Dahlan Iskan. Salah seorang peserta yang menarik perhatian adalah perempuan sepuh, berpakaian merah-putih, dengan aksen rok serta legging.

"Usia saya 77 tahun. Orang mengenal saya dengan sebutan Luna Maya," ujarnya. Kemudian tertawa. Nama aslinya Sutarni. Dia merupakan warga Jemur Gayungan, Surabaya. "Luna Maya itu singkatan: Lanjut Usia Namun Masih Gaya," tambahnya.

Sutarni aktif mengikuti senam bersama kelompok Senam Dahlan Iskan. Apalagi kegiatan pada 17 Agustus 2023 itu digelar di Rumah Gadang Gebu Minang, tak jauh dari tempat tinggalnya. "Merayakan kemerdekaan, ulang tahun Abah Dahlan, sekalian bisa berolahraga," pungkasnya.

Sutarni datang ke lokasi menggunakan sepeda pancal. Saat pulang, dia sempat melambai-lambai, kemudian mengepalkan tangan dan berteriak lirih, "Merdeka!". Usia memang telah lanjut, tapi semangat dan jiwa mudanya tak pernah surut. (Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: