Pesawat Tempur F-15EX yang Dipesan Prabowo Diprediksi Tiba 2027
Gagahnya pesawat tempur F-15EX buatan Boeing yang sedang mengangkasa. -Boeing-
JAKARTA, HARIAN DISWAY - Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI Angkatan Udara makin kuat. Enam jet tempur Rafale buatan Prancis bakal didatangkan 2026 nanti setelah dibeli akhir tahun lalu. Kini, akan ditambah 24 pesawat jet tempur F-15EX produksi Boeing, Amerika Serikat.
Nota kesepahaman pembelian F-15EX ini ditandatangani saat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengunjungi pabrik F-15 di St Louis, Missouri, pada Senin, 21 Agustus 2023 waktu Amerika Serikat. Didatangkan pada 2027 nanti. Bahkan, akan diberi kode khusus bagi Indonesia menjadi F-15IDN.
Dilansir dari Boeing, F-15EX dianggap sebagai versi paling canggih dari pesawat tempur keluarga F-15. Terutama karena memiliki kerangka digital. Sistem avioniknya bisa mendeteksi target secara presisi.
Prabowo Subianto di dalam kopkit pesawat tempur F-15EX. -Tim Gerindra-
Pesawat pun bisa memuat beban hingga 13.380 kilogram. Tentu sangat menguntungkan untuk membawa lebih banyak senjata. Kapasitas itu pun lebih besar ketimbang pesawat tempur generasi sebelumnya.
Mesin F-15EX juga cepat dan lincah. Usia operasinya hingga 20 ribu jam alias 833 hari. Wajar bila Kementerian Pertahanan AS juga tergiur memiliki F-25EX. Bahkan telah memesan sebanyak 144 unit pada 2020 silam.
F-15EX juga diklaim dapat meluncurkan senjata hipersonik hingga sepanjang 22 kaki dan berat hingga 7.000 pound.
Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim mengatakan, semua pesawat tempur generasi 4 maupun 5 punya kelebihan masing-masing. Tidak bisa dibandingkan satu sama lain. Namun, yang paling penting adalah menempatkan fungsinya. Nah, apakah pembelian Rafale dan F-15EX sudah tepat?
”Itu sangat bergantung pada sistem keamanan yang lebih besar. Apakah sudah sesuai dengan perencanaan sistem strategis atau belum,” tandas Kepala Staf TNI-AU 2002-2005 itu. Bahwa pembelian pesawat tempur memang bertujuan untuk memperkuat AU. Sementara wilayah udara yang paling rawan adalah Selat Malaka.
BACA JUGA:Sah! RI Resmi Boyong 24 Pesawat Tempur F-15EX
Sebab, wilayah itu berbatasan dengan banyak negara. Beberapa kali TNI-AU pun melakukan intersepsi di sana. Tetapi, kini tidak lagi lantaran wilayah Selat Malaka sudah menjadi tanggung jawab Singapura.
Kapan pesawat itu tiba di Indonesia. Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo mengatakan, Indonesia harus bersabar. ”Unit awal pertama yang akan kita terima kira-kira kapan, jawabannya ya kira-kira tahun 2027,” terang Fadjar.
Pada APBN 2023, alutsista memang tidak termasuk dalam prioritas belanja pemerintah. Tetapi, belanja pertahanan tetap memperoleh porsi yang besar. Yakni senilai Rp 134 triliun dan sekitar 30 persen dari jumlah itu memang dialokasikan untuk pengadaan senjata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: