Cheng Yu Pilihan Presiden Indonesia Global Compact Network Y. W. Junardy: Bai Nian Shu Ren
Cheng Yu Y. W. Junardy--
ADA satu syair klasik terkenal, di Tiongkok, yang sering dipakai untuk menyemangati orang-orang agar rajin belajar. Bunyinya: "书中自有黄金屋,书中自有颜如玉" (shū zhōng zì yǒu huáng jīn wū, shū zhōng zì yǒu yán rú yù). Jika diterjahkan secara harfiah, akan berarti: di dalam buku ada rumah mewah; di dalam buku ada wanita rupawan.
Maksudnya, dengan menjadi orang yang terpelajar, harta dan wanita sudah pasti berada di dalam genggaman.
Bagaimana dengan takhta?
Konfusius bilang, "学而优则仕" (xué ér yōu zé shì). Terjemahan bebasnya kira-kira: dengan menjadi pelajar yang baik, nanti akan bisa jadi pejabat.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Y. W. Junardy: Xue Wu Zhi Jing
Luar biasa sekali. Dalam keyakinan orang-orang Tiongkok zaman doeloe, harta, takhta, wanita diyakini tak akan jadi soal bagi mereka yang berpendidikan tinggi.
Tapi, apakah realita di lapangan begitu?
Dulu mungkin iya. Sekarang, terutama di Indonesia, agaknya kita sering mendapati pemandangan yang sebaliknya.
Betapa banyak orang tua yang menjual hampir seluruh yang dipunya demi menguliahkan anaknya. Dengan harapan, setelah wisuda, bisa langsung mendapatkan pekerjaan yang mapan dan gaji yang menggiurkan.
Namun, setelah sekian lama lulus, ternyata tak ada satu kerjaan yang didapat. Diajak ikut membajak sawah ogah. Gengsi dengan gelar yang disandang. Akhirnya jadi pengangguran yang makin hari makin menambah berat beban keluarga.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya: Bu Chi Xia Wen
Belenggu itulah yang coba dicarikan jalan keluar oleh Y. W. Junardy, presiden Indonesia Global Compact Network.
Dengan bekerja sama dengan UNESCO, Junardy --yang sebelumnya menduduki jabatan eksekutif di banyak perusahaan multinasional-- kini aktif menjadi katalisator peningkatan akses dan mutu pendidikan di Indonesia. Lembaganya intens memberikan pelatihan kepada para kepala sekolah, guru, dan murid-murid di daerah untuk meningkatkan kapasitas keilmuan dan skil yang dibutuhkan oleh perkembangan zaman.
"Kualitas pendidikan dan pembinaan keahlian harus benar-benar diperhatikan sejak jenjang pendidikan dasar hingga menengah. Sebab, kalau baru memulainya sesudah masuk universitas, akan sangat terlambat," kata Junardy, saat ditemui di Jakarta, Sabtu (26/8) lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: