Pleno PKB di Surabaya Persiapan Deklarasi Anies-Muhaimin?

Pleno PKB di Surabaya Persiapan Deklarasi Anies-Muhaimin?

Suasana pembukaan rapat pleno ya g dipimpin Sekjen DPP PKB Hasanuddin Wahid, di kantor DPW PKB Jatim, Jumat, 1 September 2023-Michael Fredy Yacob-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) melaksanakan rapat pleno gabungan. Rapat yang dilaksanakan di Kantor DPW PKB Jatim ini baru dimulai pukul 16.21 WIB.

Awalnya, rapat pleno itu diagendakan akan dimulai pukul 15.00. Perwakilan pengurus DPW PKB se-Indonesia pun hadir dalam rapat tersebut.

Di absen peserta pleno, dari 38 DPW PKB di Indonesia, hanya 29 yang datang. Juga beberapa pengurus DPP hadir dalam rapat itu. Seperti: Wakil Ketua Umum DPP PKB Hanif Dhakiri dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hasanuddin Wahid.

Dari pantauan Harian Disway, mereka mulai datang sejak pukul 14.00. Langsung diarahkan ke Aula DPW PKB Jatim, di lantai tiga Graha Gus Dur. Ketua DPW PKB Jatim Abdul Halim Iskandar juga hadir.

Pria yang akrab disapa Gus Halim itu menggunakan kemeja putih dan memakai sarung. Di rapat itu, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tidak terlihat.

"Karena ini sifatnya tertutup, kami mohon awak media untuk keluar terlebih dahulu. Mohon maaf nggih," kata Hasanuddin Wahid saat memimpin pembukaan pleno itu, Jumat, 1 September 2023.

Sekretaris DPW PKB Jatim Anik Maslachah sempat memberi bocoran terkait pembahasan yang akan dilakukan dalam rapat pleno tersebut. Yakni pembahasan akhir capres dan cawapres Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar.

"Bocoran rapat sore ini adalah finalisasi capres cawapres," kata Anik.

Anik mengatakan PKB memandang Koalisi Perubahan lebih konkret. Utamanya dalam menjamin Cak Imin akan maju sebagai cawapres.

"Kita ini kan sudah cukup bersabar. Hampir setahun deklarasi Indonesia Raya (KKIR) tidak berujung pada deklarasi capres-cawapresnya. Eh tiba-tiba malah mengubah nama koalisi menjadi Indonesia Maju," jelasnya.

"Tentu bagi PKB harus berpikir lebih gesit, kalau ada yang lebih baik, lebih kongkret dan se-visi memajukan Indonesia lebih cepat, mengapa tidak?" tambahnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: