Jenny Widjaja Sagolicious, Sabet Awen Award sebagai Pengusaha Perempuan Inspiratif
Jenny Widjaja dengan busana Papua. Dia membawa piagam Awen Award yang diterimanya pada 2 September 2023.-Jenny Widjaja-
JAKARTA, HARIAN DISWAY - Jenny Widjaja tampak semringah. Malam itu, 2 September 2023, namanyi dipanggil untuk menerima penghargaan Awen Award 2023 sebagai pengusaha perempuan inspiratif.
Tak main-main, penghargaan itu tingkat Asia Tenggara.
Jenny merupakan satu dari puluhan pengusaha perempuan yang tergabung dalam Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi).
Tahun ini, Iwapi menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan Asean Women Entrepreneurs Network (Awen).
Acara itu berlangsung di JW Marriott Hotel Jakarta. Jenny mengenakan busana adat Papua. Dia memegang piagam berbentuk wayang, diserahkan oleh Ir Nita Yudi, ketua Iwapi.
BACA JUGA:Pengusaha asal Tangerang Bantu TNI dengan Seragam Loreng Antinyamuk
BACA JUGA:Transformasi Universitas Airlangga Menuju Entrepreneurial University
"Saya bangga dapat terpilih sebagai pengusaha perempuan inspiratif. Ini semua tak lepas dari dukungan semua pihak," ujarnyi.
Semua berkat sagu. Ketekunan, konsistensi dan kerja keras Jenny berbuah hasil. Dia sukses mengembangkan bisnis olahan sagunya.
Bahkan dia memiliki visi ke depan: sagu dapat berdaulat di negeri sendiri.
Jenny Widjaja bersama anak-anaknya, membawa produk kuliner Sagulicious yang dibuat dari bahan sagu.-Jenny Widjaja-
Nama usahanya, Sagulicious. Produk-produk kuliner berbahan sagu miliknya telah digemari banyak orang.
Dahlan Iskan, founder Harian Disway pun memiliki menu favorit ketika berkunjung ke restorannya, di kawasan Kelapa Gading, Jakarta.
"Abah (panggilan akrab Dahlan) itu sahabat saya. Beliau kalau sedang mampir, pasti memesan kwetiaw sagu dan sup ikan," ungkapnya.
Abah pun disebutnya sebagai sosok yang mendukung diri dan kelangsungan usahanyi.
Abah Dahlan pernah menulis tentang kuliner sagu ala Jenny. Ia memberi tajuk tulisannya: "Jenny Mi", karena Jenny telah berhasil mengolah sagu menjadi bahan dasar pembuat mi.
"Betul seperti yang ditulis Abah. Saya sudah mencoba ratusan kali sampai berhasil," ungkap perempuan 49 tahun itu.
BACA JUGA:5 tokoh yang Ikut Dalam Penyelaman OceanGate, Ada Miliarder Inggris dan Pengusaha Pakistan
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Jenny Widjaja: Ti Pao Zhi Yi
Risetnya, dia mencoba berbagai bahan selain terigu. Tapi hanya sagu yang mampu menyamai rasa mi terigu.
"Kalau bahan-bahan lain, secara bentuk bisa jadi mi seperti mi terigu. Tapi soal rasa, yang bisa menggantikan mi terigu adalah mi sagu," ungkapnyi.
Apalagi, sagu tidak memiliki kandungan gluten. Siapa saja bisa menyantapnya tanpa khawatir kadar gula naik.
Itu pula yang membuat Sagolicious berkembang pesat. Pelanggan yang mengonsumsinya merasakan bahwa tubuh mereka lebih sehat.
Para penderita diabetes pun, setelah mengonsumsi kuliner sagu, kadar gulanya malah turun. Pencernaan pun dapat berfungsi dengan baik.
"Dari mulut ke mulut, semakin banyak yang mengonsumsi sagu," ungkapnyi.
Pengalaman pelanggan itulah yang secara otomatis menjadi pola marketing yang bagus. Jenny mengembangkan usaha itu bersama puteranya, Charles Anderson.
Produk-produk kuliner yang dihasilkan dari olahan sagu pun bervariasi. Mulai dari mi sagu, tomyam sagu, ramen sagu, kue sagu, makaroni sagu, pasta sagu, chip sagu dan sebagainya.
Penghargaan Awen Award 2023 semakin memotivasinyi untuk terus maju. Bagi Jenny, sebuah produk harus memiliki nilai dan manfaat.
Seperti sagu, punya nilai sosial sebagai bentuk kearifan lokal. Serta makanan itu terbukti sebagai makanan yang menyehatkan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: